Breaking News
Loading...
Kamis, 04 Juli 2013

Info Post
Seorang wartawati asal Belanda menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual saat meliput demonstrasi menentang pemerintah Mursi yang berakhir ricuh di Kairo, Mesir. Korban yang diidentifikasi berusia 22 tahun diperkosa beramai-ramai oleh lima pria saat meliput aksi kekerasan di Tahrir Square pada Ahad (30/7). Akibatnya, korban mengalami syok berat dan harus menjalani operasi.

Dina Zakaria, seorang jurnalis Mesir melaporkan kepada Egypt 25, wartawati asal Belanda itu diperkosa oleh sejumlah pria yang menyebut diri mereka revolusionis.

"Kondisi dia (wartawati_red) saat ini mengalami trauma hebat dan sekarang dia masih di rumah sakit," kata Zakaria menulis di laman FB-nya seperti dikutip dari Whatoday.

Sementara itu, aktivis kekerasan dan pelecehan seksual mencatat sebanyak 44 kasus
kekerasan terhadap perempuan telah terjadi sepanjang Ahad malam. Angka ini merupakan tertinggi sejak kelompok tersebut dibentuk pada November 2012.

Selain wartawati Belanda, mereka juga melaporkan adanya kejahatan serupa yang dilakukan terhadap seorang nenek dan anak berumur 7 tahun.

Laporan tersebut dikemukakan Jeremy Bowen, editor BBC untuk kawasan Timur Tengah lewat Twitter yang dikutip laman The Sun, Selasa (2/7).

"Atmosfir revolusi rakyat hilang akibat perbuatan beberapa orang. Kekerasan seksual jadi biasa, tak terlihat polisi," tulis Jeremy.

Kawasan Tahrir Square menjadi pusat berkumpulnya jutaaan massa yang marah akibat sikap Presiden Muhammad Mursi yang menolak meletakan jabatan meski telah didesak militer. Petinggi militer mengancam akan melakukan kudeta jika dalam waktu 48 jam Mursi tak mengikuti desakan rakyat Mesir.

Tak hanya perempuan lokal, kawasan Tahrir Square menjadi momok wartawati asing setelah pada 2011 koresponden CBS Lara Logan diserang 200-an orang.

Para penyerang merobek pakaian Logan hingga telanjang kemudian merabannya selama 40 menit, dan baru berhenti setelah puluhan perempuan Mesir mengusir mereka. [mzf] Sumber


PERKOSAAN MASSAL DILAKUKAN OLEH ANTI MURSI DI TAHRIR SQUARE

Menurut Organisasi Human Rights Watch di Mesir, terjadi “tingkat mengerikan” kekerasan seksual terhadap perempuan di Tahrir Square pusat kota Kairo, tempat berkumpul pendukung oposisi anti Presiden Mursi di Mesir. Seiring dengan itu, muncul pula tuduhan meningkatnya serangan kebencian kepada siapapun yang berpenampilan aktifis Islam, bahwa mereka adalah pendukung Presiden Mursi.

Menurut Lembaga Human Right Watch, setidaknya 91 wanita selama empat hari terakhir yang diperkosa dan beberapa dari mereka diperkosa secara massal pada tanggal 30 Juni lalu.

Grup Kekuatan Anti Pelecehan di Mesir menyebutkan bahwa banyak wanita yang merujuk ke perawatan medis akibat pelecehan seksual di antara demonstran anti Mursi di Tahrir Square. Salah satunya, terpaksa menjalani operasi setelah diperkosa dengan benda tajam. Organisasi ini menunjukkan bahwa semua tindakan itu tidak diketahui polisi, yang memang absen dari Tahrir Square saat peristiwa terjadi.

Selain itu, tercatat juga laporan tentang 17 kasus pelecehan seksual secara massal terhadap anak perempuan usia tujuh tahun, ibu-ibu dan anak-anak laki bahkan perempuan lansia.

Karena itu, Gerakan “Bashma” yang menentang pelecehan seksual atas perempuan, meminta kaum perempuan menghindari jalan dan tempat gelap di sekitar Tahrir Square, untuk menghindari tindak pelecehan dan kekerasan seksual massal.

Sedangkan Kelompok “Suara perempuan Mesir” menyatakan bahwa Tahrir Square kini telah menjadi lokasi pilihan di mana banyak orang bisa lebih bebas melakukan serangan seksual terhadap perempuan. (LNA)

0 komentar:

Posting Komentar

PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda