Menjelang pemilihan umum (Pemilu) legislatif tahun 2014, suhu politik tanah air kian memanas. Hal itu ditandai dengan masifnya sosialisasi yang dilakukan partai politik peserta pemilu melalui berbagai media atau saluran publikasi yang ada.
Bak cendawan di musim hujan, baliho/spanduk bergambar tampang politisi pun kini nampak mengotori (sengaja tidak menggunakan kata “menghiasi”) sudut jalan, pohon-pohon, kendaraan (umum dan atau pribadi) serta tempat-tempat ibadah.
Tak hanya itu, layar kaca (televisi) kini juga mulai ramai dengan iklan politik, terutama parpol yang memiliki hablu minal media atau hubungan dengan media.
Tentu sebagian dari kita telah mafhum, bahwa sejumlah elit parpol diketahui menjadi bagian tak terpisahkan dari perusahaan media televisi tertentu. Sebut saja Ketua Umum Partai Golkar Abu Rizal Bakrie (ARB) dengan Antv dan tvone, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (SP) dengan Metro tv serta Ketua Dewan Pertimbangan Partai Hanura Harry Tanoesoedibjo (HT) bersama Media Nusantara Citra atau MNC Group (RCTI, Global TV, MNC TV dan puluhan TV lokal).