Ontran-ontran
partai politik di Indonesia kian memanas dan membara. Sikut sana-sini
mulai dilakukan secara terang-terangan. Jelas itu dilakukan karena 2014
semakin dekat. Secara otomatis, semua parpol berusaha mencuri hati para
konstituen sembari “bersih-bersih” diri dari “kotoran” yang kemarin
sempat melekat dan mengotori wajah partainya. Atas kondisi itu, saya
teramat tertarik untuk mengupas permasalahan PKS sembari menyinggung
partai lain, seperti Golkar dan Demokrat.
Seperti
telah diketahui umum, LHI resmi ditahan KPK atas sangkaan korupsi impor
daging sapi. Kini, LHI harus menjadi penghuni bui di Guntur. Jelas LHI
tak pernah membayangkan dirinya yang menjadi sosok sentral Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) justru dijadikan pesakitan. Jika memang LHI
benar melakukan korupsi, saya menganggapnya sebagai kekhilafan atas
ajaran agamanya. Memang iman itu berubah-ubah bak pasang surut gelombang.
Kadang
iman teramat kuat sehingga bidadari berjalan-menari di depannya pun
sama sekali tak dilirik. Namun, bidadari yang bersembunyi di balik kamar
terkunci pun akan diintip jika imannya sedang surut alias tipis.
Menggunakan peribahasa yang populer, sepandai-pandai tupai melompat
sesekali akan terjatuh juga. Begitulah saya menggambarkan LHI.
Namun,
sesungguhnya ada sisi positif dari kejadian yang menimpa PKS ini,
khususnya LHI. Sayangnya, banyak orang berusaha menyingkirkan sisi
positif ini seraya terus mencari-cari titik lemah sembari terus mem-blow up
beragam isunya sebagai wujud nyata permainan politik kelas teri.
Permainan politik nan kotor disuguhkan beragam pihak agar partai
kompetitornya tak mendapat simpati rakyat. Lalu, di manakah sisi positif
LHI dan PKS?
Saya melihat dan mengacungkan 2 jempol tanganku kepada kecepatan reaksi yang dilakukan LHI dan PKS. Begitu ditetapkan sebagai tersangka, LHI langsung mengundurkan diri dari jabatan sebagai Presiden PKS. Jabatan tertinggi sebuah partai politik yang teramat besar itu ikhlas dilepas demi menyelamatkan muka partai. Tak hanya itu, saya tadi pun menyimak berita bahwa LHI mengundurkan diri sebagai Anggota DPR. Sebagaimana kita telah mengetahuinya bahwa jabatan anggota DPR teramat prestisius dipandang dari banyak sisi. Namun, LHI lagi-lagi rela melepasnya.
Sekarang,
mari kita bandingkan dengan partai politik lain. Seperti kita ketahui
bahwa Golkar yang dikomandani Abu Rizal Bakrie masih terbelit
beragam masalah dengan masyarakat Sidoarjo atas kasus Lumpur Lapindo.
Sudah bertahun-tahun kasus ini mengemuka tetapi seakan dibiarkan begitu
saja. Jika kasus ini dibiarkan, saya justru meyakini bahwa Abu Rizal Bakrie dan
Golkar akan mengalami penurunan elektabilitas di mata konstituen. Andaikan ARB dan Golkar mau belajar ke PKS….!!!
Selanjutnya,
mari kita simak partai pemenang pemilu, Partai Demokrat. Beragam kasus kosupsi
kian menggerogoti kewibawaan partai mercy ini. Sejak kasus Nazarudin,
popularitas Demokrat menurun tajam. Belum kasus itu reda, beragam kader
terbaiknya didera tersangkut pula kasus korupsi. Tengoklah si cantik,
Angelina Sondakh. Sudah jelas menjadi terpidana, tetapi masi juga
menerima gaji sebagai anggota DPR. Belum usai si cantik, Andi AM, mantan
Menpora menyusul terdera kasus kosupsi Hambalang. Kini, bahkan Ketua
Umum Demokrat, Anas Urbaningrum, terus digoyang agar mau meletakkan
jabatannya. Namun, lagi-lagi, tak ada satu pun kadernya yang legowo alias ikhlas mengundurkan diri. Andaikan kader Demokrat memiliki loyalitas tinggi seperti LHI kepada PKS…..!!!
Berdasarkan
analisis di atas, saya justru menangkap sinyal kuat bahwa PKS justru
akan semakin kokoh di masyarakat. Justru masyarakat akan menempatkan
diri sebagai partai yang bersih, ksatria, dan sportif. Partai berani
memecat kadernya yang menjadi tersangka kasus. Kader partai berani
mengundurkan diri karena beragam isu yang menderanya. Dan partai ini
berani mengakui kesalahannya secara sportif seraya mengajak tobat
nasional. Andaikan Golkar dan Demokrat mau belajar ke PKS…
http://politik.kompasiana.com/2013/02/06/andaikan-golkar-dan-demokrat-mau-belajar-ke-pks-526220.html
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda