Breaking News
Loading...
Senin, 08 Juli 2013

Info Post

Penembakan atas pendukung Ikhwanul Muslimin di Kairo, yang menuntut kembalinya Presiden Mohamed Morsi tergulingkan, telah meninggalkan banyak orang tewas.

Sumber medis Mesir mengatakan 15 tewas, namun seorang juru bicara Ikhwanul mengatakan 34 pendukungnya tewas dalam penembakan subuh tadi.
Mohamed Mohamed Ibrahim El-Beltagy, anggota Ikhwan, menggambarkan insiden tersebut sebagai “pembantaian” Senin subuh , setelah polisi menyerbu beberapa massa ikhwan yang sedang sholat Subuh..

Militer menembak suporter yang tengah duduk di luar barak pengaman presiden, tempat Mursi diyakini ditahan. Dia ditahan dan diyakini berada di barak pengaman presiden. Pendukungnya protes untuk menuntut pelepasan Mursi.
 
Ikhwanul Muslimin mengatakan militer menyerbu massa ikhwan sekitar pukul 04.00 ketika banyak pendemo tengah shalat. Salah satu pendemo, Mahmud al-Shilli mengatakan, penjaga republik menembakkan gas air mata tapi sekelompok pria yang berpakaian sipil menembakkan senjata. ”Kami menjadi target,” ujarnya.

Sekitar 500 massa Ikhwan juga dilaporkan terluka

Tragedi Subuh
Sejumlah korban tewas di Garda Republik. (aljazeera TV)

Seorang dokter mengatakan kepada Al Jazeera bahwa “mayoritas korban cedera mengalami luka tembak di kepala”.

Ikhwan mengatakan mereka yang tewas dan terluka telah dibawa ke rumah sakit darurat di Nasr City, sebuah lingkungan di ibukota Mesir.
sumber (Aljazeera/KH/Eramuslim)

Dari sumber lain, 

Mesir Geger, Sedikitnya 42 Orang Massa Pro Mursi Tewas dalam Pembantaian Garda Republik


By: Masykur A. Baddal – Prediksi beberapa analis politik dunia dan nasional sekitar situasi politik di Mesir paska perebutan kekuasaan oleh Militer dari Presden terpilih Mesir Muhammad Mursi, makin hari semakin terang benderang. Puncaknya adalah peristiwa pembantain berdarah yang dilakukan oleh pihak militer terhadap massa pro Presiden Mursi, ketika mereka sedang menjalankan ibadah shalat Subuh berjama’ah di depan markas Garda Republik Mesir, tadi pagi sekitar jam 06.00 waktu Cairo.

Pembantain tersebut berujung dengan tewasnya minimal 42 orang massa pro Mursi serta ratusan lain-lainnya luka parah, sebagaimana yang dirilis oleh SK Youm7 Mesir (8/7/2013). Menurut informasi dari pihak Militer, peristiwa berdarah itu berawal saat empat orang massa pro Mursi mencoba untuk mendobrak blokade militer untuk masuk ke dalam komplek gedung Markas Garda Republik, dengan maksud untuk membebaskan Presiden Mursi , yang menurut mereka disekap di gedung tersebut. Namun pihak militer melakukan perlawanan hebat, sehingga jatuhlah korban-korban tersebut.

Sedang menurut informasi yang dirangkum dari beberapa media setempat dan TV Aljazeera Mubasher Qatar. Peristiwa berdarah itu terjadi, disaat massa pro Presiden Mursi sedang melaksanakan shalat Subuh berjamaah. Tiba-tiba mereka dikejutkan dengan rentetan letupan senjata otomatis, diikuti dengan ambruknya beberapa puluh kawan-kawan mereka yang sedang melaksanakan shalat berjama’ah, sehingga menyebabkan kekalutan dahsyat serta chaos.

Paska peristiwa berdarah itu, sejumlah tokoh-tokoh berpengaruh Mesir mulai mengkhawatirkan jika pergolakan politik saat ini akan menjurus lebih dalam lagi, sehingga dapat menyebabkan pecahnya perang saudara seperti yang terjadi di Suriah.

Sementara itu calon presiden dari Partai Mesir Kuat Abdel Muneim Abou El Fetouh menyatakan, “ Presiden Transisi Mesir Adly Mansour harus bertanggung jawab, dan harus lengser dari jabatannya akibat terjadinya pembataian Garda Republik tersebut”.

Imbas dari peristiwa berdarah tadi pagi, hampir seluruh pelosok kota Cairo telah dipenuhi oleh pasukan keamanan dari berbagai unitnya, dengan maksud untuk berjaga-jaga terhadap kemungkinan hal yang lebih buruk lagi bakal terjadi. Namun, pergerakan dan aktifitas massa pro Presiden Mursi di Bunderan Rab’ah El Adawiyah, bukannya malah menurun tapi justeru semakin rame dan bergemuruh, berbeda dengan massa pro kudeta di Bunderan Tahrir yang semakin hari semakin hilang daya tariknya. Massa pro Mursi tetap komitmen menuntut supaya Presiden Mursi dilepaskan dan dikembalikan ke posisinya semula sebagai Presiden Sah Negeri Para Nabi itu.

Salam.

(Kompasiana)

0 komentar:

Posting Komentar

PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda