Breaking News
Loading...
Senin, 09 Desember 2013

Info Post

Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) merilis hasil survei yang menggunakan metode Programme for International Student Assessment (PISA). Dari pelajar di 65 negara/kota yang disurvei, pelajar Indonesia berada di peringkat kedua terbawah dalam pelajaran matematika dan sains.

Survei yang baru dirilis OECD, lembaga yang bermarkas di Paris itu, merupakan survei yang dilakukan pada tahun 2012 dengan melibatkan 510.000 siswa usia 15 tahun. Survei dilakukan dengan menggunakan kuesioner pilihan berganda dengan sistem komputer.

Untuk matematika, skor rata-rata 65 negara/kota yang disurvei ditetapkan OECD sebesar 494. Sementara skor pelajar Indonesia rata-rata hanya mencapai 375 dan unggul tipis atas Peru yang berada di peringkat buncit dengan skor 368.

Bandingkan dengan skor rata-rata yang diperoleh pelajar Thailand yang berada di peringkat 50 yang mencapai 427 dan Malaysia di peringkat 52 dengan angka 421.

Dalam kategori ini, peringkat 5 besar diperoleh pelajar dari Shanghai (China), Singapura, Hong Kong, Taiwan, dan Korea Selatan.

Kemudian untuk skor PISA untuk kategori sains, pelajar Indonesia yang disurvei juga berada di peringkat 64. Dengan skor rata-rata yang ditetapkan OECD sebesar 501, pelajar Indonesia cuma mendapat skor 382.

Kementerian Pendidikan Nasional mengakui survei PISA ini. Bahkan Indonesia mulai sepenuhnya berpartisipasi sejak tahun 2000. Pada tahun 2000 sebanyak 41 negara berpartisipasi sebagai peserta sedangkan pada tahun 2003 menurun menjadi 40 negara dan pada tahun 2006 melonjak menjadi 57 negara hingga kemudian di tahun 2012 menjadi 65 negara/kota peserta.

Tujuan PISA adalah untuk mengukur prestasi literasi membaca, matematika, dan sains siswa sekolah berusia 15 tahun di negara-negara peserta. Di tahun 2012, survei menambahkan kategori problem solving dan financial literacy.

Seperti ditulis dalam situs resmi Kemendiknas, manfaat survei PISA bagi Indonesia adalah untuk mengetahui posisi prestasi literasi siswa Indonesia bila dibandingkan dengan prestasi literasi siswa di negara lain dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, hasil studi ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam perumusan kebijakan untuk peningkatan mutu pendidikan.

Untuk kategori matematika, hal-hal yang diukur adalah: Mengidentifikasikan dan memahami serta menggunakan dasar-dasar matematika yang diperlukan seseorang dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.

Sedangkan untuk sains: Menggunakan pengetahuan dan mengidentifikasi masalah untuk memahami fakta-fakta dan membuat keputusan tentang alam serta perubahan yang terjadi pada lingkungan.(merdeka/6/12/13)

-- o 0 o --

Sudahlah pelajar kita ini menurun ilmunya, eh pemerintah melalui Menterinya, kemenkes membuat program Pekan Kondom Nasional (PKN), tambah aja pengetahuan pelajar makin terpuruk. Kok bisa?

Iya, setidaknya para pelajar kita mendengar dan tau program itu, mungkin sebagian ada yang mencari lebih detil lagi informasi itu, atau pelajar yang nakal makin badung begitu mendengar ada program itu, otaknya makin Mesum dan Cabul, ingin tau lebih banyak lagi dan bahkan mungkin ingin mencoba.

Begitulah yang terjadi di Indonesia, moral penerus bangsa di rusak sendiri oleh kebijakan-kebijakan kontroversial pemerintahnya. Maka jangan heran jika pelajar-pelajar kita menjadi mundur pengetahuan ilmunya, karna bisa jadi yang ada di otaknya adalah Hiburan, pornoaksi dan pornografi.
 
---
Komentar anda

0 komentar:

Posting Komentar

PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda