TEPI BARAT, (DCI-Palestine) - Sebuah video dokumenter berdurasi 9 menit ditayangkan DCI-Palestine (Lembaga Perlindungan Anak Palestina). Video berjudul “Alone”
(Sendirian) tersebut mengisahkan anak-anak Palestina yang mengalami
perlakuan buruk dalam sistem penjara penjajah militer zionis ‘israel’.
Sejak tahun 1967, rakyat Palestina dari Tepi Barat telah hidup di
bawah hukum militer penjajah zionis. Hukum ini berbeda dengan hukum
sipil yang berlaku bagi warga ‘Israel’, meski tinggal di daerah yang
sama. Sebanyak 7.500 anak Palestina telah ditangkap, diinterogasi, dan
dipenjara dengan hukum militer ini sejak tahun 2000.
Beberapa anak mengungkapkan dalam video ini kesaksian mereka saat
ditangkap, dipaksa mengakui sesuatu yang tidak mereka lakukan, diikat,
dipukuli, dan dipenjara. Menurut data DCI-Palestina, antara tahun
2008-2012, 60% anak-anak Palestina yang ditangkap serdadu penjajah.
Biasanya mereka dibawa dari rumahnya antara waktu tengah malam sampai
jam 5 pagi.
“Aku Sendirian”
Seorang anak berusia 13 tahun mengisahkan pengalaman pahitnya
ketika ditangkap serdadu zionis. “Serdadu itu menanyakan siapa namaku.
Aku jawab, Muhannad. Lalu tentara itu menyuruhku mengikutinya. Aku minta
ia untuk menungguku sebentar. Kemudian, ia membawaku ke ruangan bawah,
mengikat tanganku, menutup mataku, dan menarikku ke sebuah mobil Jip,”
kata Muhannad.
Morshed, ayah Muhannad mengatakan, “Aku tidak bisa menggambarkan
perasaanku melihat anakku diikat dan ditutup matanya. Ada begitu banyak
tentara, seolah mereka sedang menangkap penjahat bersenjata. Peristiwa
itu sangat mengguncang Muhannad. Ia menyeru padaku, ‘Tolong Ayah. Jangan
biarkan mereka memukulku. Aku sedang ada ujian di sekolah. Jangan
biarkan mereka menangkapku.’”
Ala, anak Palestina berumur 14 tahun, menceritakan ketika ia
ditangkap, diikat, dan ditutup matanya oleh tentara ‘Israel’. “Mereka
menaruhku di mobil Jip dan memindahkanku ke pusat interogasi Etzion.
Tidak ada siapa pun di sana untuk melindungiku. Tidak ada siapa pun
bersamaku. Aku sendirian,” tutur Ala.
Menghancurkan Generasi
Nader Abu Amsha dari Program Rehabilitasi Pemuda dan Remaja
Al-Quds mengatakan, anak-anak Palestina kehilangan rasa aman karena
orangtua mereka sengaja dipukuli serdadu zionis di depan mata mereka,
“Ketika ditangkap, anak-anak tidak tahu hak mereka secara hukum.
Interogasi serdadu penjajah dilakukan untuk menteror, secara fisik dan
psikis. Seringkali anak-anak itu ditawarkan akan segera dibebaskan jika
mereka mengaku, meski mereka sebenarnya tidak bersalah. Padahal yang
terjadi adalah sebaliknya, ketika seorang anak mengaku, mereka langsung
dipenjara.”
“Tujuan dari penyerangan, penangkapan, dan interogasi lebih dari
sekadar mencari informasi. Semua itu adalah untuk menghancurkan semangat
dan tekad dari generasi muda. Tujuannya agar anak-anak Palestina hidup
dalam ketakutan dan kebingungan. Sehingga mereka menjadi generasi pasif
dan tidak produktif,” kata Abu Amsha. * (DCI-Palestine | Sahabat Al-Aqsha)
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda