Breaking News
Loading...
Sabtu, 01 Februari 2014

Info Post
TEPI BARAT, (DCI-Palestine) - Sebuah video dokumenter berdurasi 9 menit ditayangkan DCI-Palestine (Lembaga Perlindungan Anak Palestina). Video berjudul “Alone” (Sendirian) tersebut mengisahkan anak-anak Palestina yang mengalami perlakuan buruk dalam sistem penjara penjajah militer zionis ‘israel’.
 
Sejak tahun 1967, rakyat Palestina dari Tepi Barat telah hidup di bawah hukum militer penjajah zionis. Hukum ini berbeda dengan hukum sipil yang berlaku bagi warga ‘Israel’, meski tinggal di daerah yang sama. Sebanyak 7.500 anak Palestina telah ditangkap, diinterogasi, dan dipenjara dengan hukum militer ini sejak tahun 2000.

Beberapa anak mengungkapkan dalam video ini kesaksian mereka saat ditangkap, dipaksa mengakui sesuatu yang tidak mereka lakukan, diikat, dipukuli, dan dipenjara. Menurut data DCI-Palestina, antara tahun 2008-2012, 60% anak-anak Palestina yang ditangkap serdadu penjajah. Biasanya mereka dibawa dari rumahnya antara waktu tengah malam sampai jam 5 pagi.


“Aku Sendirian”

Seorang anak berusia 13 tahun mengisahkan pengalaman pahitnya ketika ditangkap serdadu zionis. “Serdadu itu menanyakan siapa namaku. Aku jawab, Muhannad. Lalu tentara itu menyuruhku mengikutinya. Aku minta ia untuk menungguku sebentar. Kemudian, ia membawaku ke ruangan bawah, mengikat tanganku, menutup mataku, dan menarikku ke sebuah mobil Jip,” kata Muhannad.

Morshed, ayah Muhannad mengatakan, “Aku tidak bisa menggambarkan perasaanku melihat anakku diikat dan ditutup matanya. Ada begitu banyak tentara, seolah mereka sedang menangkap penjahat bersenjata. Peristiwa itu sangat mengguncang Muhannad. Ia menyeru padaku, ‘Tolong Ayah. Jangan biarkan mereka memukulku. Aku sedang ada ujian di sekolah. Jangan biarkan mereka menangkapku.’”

Ala, anak Palestina berumur 14 tahun, menceritakan ketika ia ditangkap, diikat, dan ditutup matanya oleh tentara ‘Israel’. “Mereka menaruhku di mobil Jip dan memindahkanku ke pusat interogasi Etzion. Tidak ada siapa pun di sana untuk melindungiku. Tidak ada siapa pun bersamaku. Aku sendirian,” tutur Ala.


Menghancurkan Generasi

Nader Abu Amsha dari Program Rehabilitasi Pemuda dan Remaja Al-Quds mengatakan, anak-anak Palestina kehilangan rasa aman karena orangtua mereka sengaja dipukuli serdadu zionis di depan mata mereka, “Ketika ditangkap, anak-anak tidak tahu hak mereka secara hukum. Interogasi  serdadu penjajah dilakukan untuk menteror, secara fisik dan psikis. Seringkali anak-anak itu ditawarkan akan segera dibebaskan jika mereka mengaku, meski mereka sebenarnya tidak bersalah. Padahal yang terjadi adalah sebaliknya, ketika seorang anak mengaku, mereka langsung dipenjara.”

“Tujuan dari penyerangan, penangkapan, dan interogasi lebih dari sekadar mencari informasi. Semua itu adalah untuk menghancurkan semangat dan tekad dari generasi muda. Tujuannya  agar anak-anak Palestina hidup dalam ketakutan dan kebingungan. Sehingga mereka menjadi generasi pasif dan tidak produktif,” kata Abu Amsha. * (DCI-Palestine | Sahabat Al-Aqsha)
---
Komentar anda

0 komentar:

Posting Komentar

PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda