Tadi malam, saya ikuti dialog TVRI antara Suryadi Syndicate-Pemred
Tempo-Pentolan JIL Zuhairi, dan satu lagi wartawan senior Indonesia
dengan Menlu Iran. Dialog berbahasa Inggris, menggunakan teks terjemah
dan nampak sangat antusias.
Singkatnya, Zuhairi membeberkan pengalaman saat ia ke Qoum, kota suci Syi'ah di Iran, dan ia berharap Iran membuka kesempatan beasiswa bagi lulusan pesantren, agar alumni Iran semakn banyak menyamai alumni Al-Azhar Mesir atau Saudi Arabia.
Sang Menlu Iran pun menyambut antusias. Entahlah, tanpa dibuka resmi seperti Al-Azhar dan Saudi saja, lulusan PT dan Kampus Iran sudah banyak di Indonesia.
Di poin ini saya menggarisbawahi, bahwa JIL-Noni-Syi'ah berpadu salam satu cita; mengenyam Indonesia dengan target:
1. Mengubah paradigma umat Islam Aswaja tentang Syi'ah, bahwa ia hanya madzhab bukan agama baru.
2. Memperbanyak kader-kader Syi'ah terutama dari kalangan santri.
3. Membentuk aliansi bersama dengan poros baru di parlemen.
Bila isu CAD PKS di level daerah saja, elemen Salafy-HT teriak kencang, lalu mengapa CAD jadi di level nasional ditanggapi lumrah dan biasa? Tanya kenapa?
By: Nandang Burhanudin
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda