Lingkungan yang kotor bisa menjadi rumah bagi hewan seperti kecoak dan lalat. Kita bisa menemui mereka bukan hanya di jalanan atau kamar mandi, tapi bahkan di piring makanan. Padahal, makanan mudah sekali terkontaminasi bakteri.
Meski sebagian besar orang memahami makanan yang dihinggapi lalat sudah tidak higienis lagi, nyatanya banyak orang yang tetap mengonsumsi makanan atau minuman tersebut.
Kebiasaan tersebut bukan hanya ditemui di negara berkembang. Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh produk pembasmi serangga Orin terhadap 1.015 orang di AS menunjukkan, dua pertiga responden mengaku tetap akan memakan hidangan yang sudah dihinggapi lalat. Sementara, ada 3 persen responden yang tetap mengonsumsi makanan yang sudah dihinggapi kecoak.
Faktanya, organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebutkan bahwa lalat rumahan (Musca domestica) bisa menyebabkan penyakit dan infeksi. Lalat bebas beterbangan dan memakan apapun, bahkan sampah. Dari sana, mereka bisa membawa sumber penyakit dan menyebarkannya ke tempat lain.
"Banyak pegawai restoran yang tidak tahu bahwa lalat rumahan dua kali lebih kotor dari kecoak," kata Ron Harrison, Ph.D., ahli serangga Orkin.
Ketika hinggap di tempat kotor, lalat dapat membawa organisme penyebab penyakit. Kotoran dan sumber penyakit yang hanya menempel di bagian luar lalat hanya dapat bertahan beberapa jam. Namun, bila kotoran itu dimakan oleh lalat, maka sumber penyakit itu dapat bertahan dalam perut lalat hingga berhari-hari, bahkan setelah mati.
WHO menyebutkan, lalat dapat menyebarkan infeksi mata, kulit, dan organ dalam tubuh seperti diare. Orkin juga mendapati bahwa lalat dapat menyebarkan telur cacing parasit.
Bakteri yang masuk ke saluran cerna juga bisa menyebabkan keracunan makanan dan infeksi saluran cerna, seperti muntah, diare, dan keracunan makanan.
(kompas/18/8/14)
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda