Konferensi Internasional untuk Pembangunan Kembali Jalur Gaza,
Palestina, pascaserangan militer Israel, digelar di Kairo, Mesir, pada
Ahad (12/10/2014), yang dihadiri sejumlah negara termasuk Indonesia.
Ketua Delegasi Indonesia, Wiwiek Setyawati Firman, di sela konferensi itu menegaskan bahwa Indonesia bersama dengan negara lainnya berkomitmen untuk terus membantu Palestina untuk bangkit kembali usai serangan brutal pejajah Israel.
“Terkait pembangunan kembali Jalur Gaza, Indonesia memberi bantuan darurat sebesar satu juta dolar AS,” kata Wiwiek yang juga Staf Ahli Menteri Luar Negeri Bidang Politik, Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Senin, (13/10/2014) dikutip Antara.
Wiwiek menjelaskan, bantuan dana tersebut merupakan keputusan dan arahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk segera disalurkan kepada rakyat Palestina.
Kendati demikian, Wiwiek mencemaskan lambannnya proses pencairan dana tersebut oleh Kementerian Keuangan.
Proposal pencairan bantuan tersebut telah diajukan kepada Kementerian Keuangan sejak pertengahan Juli 2014, namun hingga kini belum kelar, ujar wanita diplomat itu.
Padahal, katanya, ada puluhan ribuan warga Palestina, yang cedera atau kehilangan tempat tinggal akibat gempuran membabi-buta Israel pada Juli dan Agustus silam, sangat membutuhkan bantuan darurat.
Ditanya, apakah bantuan pemerintah itu harus melalui persetujuan DPR, Wiwiek menegaskan bahwa bantuan darurat tidak membutuhkan persetujuan parlemen.
Sementara itu, Indonesia sebelumnya juga telah memberi bantuan dana tambahan sebesar 10 juta dolar AS kepada UNESCO ketika Palestina secara resmi diterima sebagai anggota Badan PBB Bidang Pendidikan, Sains dan Kebudayaan tersebut.
Penerimaan keanggotaan Palestina di UNESCO itu juga tidak terlepas dari peran Indonesia dalam memperjuangkannya kendati ditentang keras oleh Israel dan sekutunya. [Hidayatullah/BersamaDakwah]
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda