Breaking News
Loading...
Senin, 29 Desember 2014

Info Post

By: Nandang Burhanudin

Saat sebelum merdeka, umat Islam terdepan melawan penjajahan dan kesewenang-wenangan. Jihad menjadi panggilan jiwa, melawan Belanda, Portugis, Sekutu yang mendompleng Kristenisasi Nusantara demi monopoli menguasai SDA Nusantara.

Usai merdeka, umat Islam sepakat membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tidak "ngotot" saat harus menghilangkan 7 Kata di Piagam Jakarta yang menjamin kebebasan umat Islam dalam bersyariat. Malah umat Islam tidak menolak, saat azas Indonesia bukan azas Islam tapi Pancasila.

Era Soekarno awal nestapa umat Islam. Paham Nasakom (Nasionalis-Agamais-Komunis) menjadi paham yang dipaksakan. Umat Islam resah. Soekarno menyingkirkan rekan seperjuangan dari kalangan Islamis: M. Natsir, Syafruddin, Daoed Beureuh, dkk dimarjinalkan. Hingga Orde Baru dimulai.
Orde Soeharto menjadi babak baru. Tapi nasib umat Islam tak beranjak membaik. Soeharto di awal kekuasaan cenderung menjadikan Islam hanya sekadar simbol. Pengajaran huruf Arab Jawi (Arab Melayu) ditiadakan. Isu SARA mulai mengemuka. Kaum Islamis diburu. Hingga puncaknya pada pemenjaraan tokoh-tokoh Islam. Hingga Soeharto lengser dan Orde Reformasi datang.

Berharap pada BJ Habiebie. Order Reformasi justru menjadi puncak kejayaan etnis China Indonesia. Gus Dur mengeluarkan kebijakan, menjadikan etnis China sebagai warga negara penuh, agama Konghuchu menjadi agama resmi, dan Gong xi Pa Chai menjadi hari libur negara.

Gusdur digantikan Megawati. Umat Islam making dinista. AM. Hendroprioyono membangkitkan kembali isu-isu terorisme. Targetnya jelas. Kalangan Islamis yang bercirikan: rajin ke masjid, berjanggut, dan rajin mengaji. Di era Megawati, asset-asset vital dilelang murah. Korupsi merajalela. Hingga SBY berkuasa mengalahkan Mega.

Di era SBY, harmoni terjalin erat. SBY menampilkan kebijakan proporsional. Kalangan Islamis dirangkul, bahkan diberi posisi penting. Di era SBY, kegiatan takbir Akbar, Dzikir Nasional semarak. Lahir dai-dai muda dari mulai AaGym, Ust. Yusuf Mansur, Ust. Arifin Ilham. Namun saking terbukanya, SBY memberi angin segar pada aktivitas Syiah dan aliran sesat.

Kini di era Jokowi, umat Islam mengalami surut luar biasa. Seakan era Jokowi adalah puncak keburukan pemerintahan Indonesia. Anehnya, semua dibungkam. Seiring dengan media yang dimiliki cukong-cukong bermasalah di Indonesia.

Dari ragam pemerintahan di atas, saya memahami beberapa hal:

Pertama: Penyebab kemunduran umat Islam adalah, kerusakan rezim yang memerintah. Karena kaidah berlaku, "Rakyat itu sangat tergantung dengan agama (ideologi) pemimpinnya."

Kedua: Rusaknya sistem peradilan dan aparat penegak hukum, yang selalu tajam ke bawah namun tumpul ke atas. Terlebih mentalitas aparat hukum yang selalu membela yang bayar.

Ketiga: Pudarnya peran ulama dan kaum cendekia yang cenderung menjadi "tukang stempel" kebijakan pemerintah.

Bayangkan, saat ini, umat Islam Indonesia jangankan membicarakan sistem khilafah, membicarakan agar bisa konsisten shalat 5 waktu saja menjadi sangat langka. Tragisnya, membicarakan ideologi Islam pun menjadi barang mahal. Mengingat proses pemiskinan berjalan di setiap periode, tanpa pernah disadari umat Islam kebanyakan!
---
Komentar anda

0 komentar:

Posting Komentar

PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda