By: Nandang Burhanudin
Setelah kekuatan Ikhwanul Muslimin dilumpuhkan, baik yang di Mesir, Tunisia, Jordania, Aljazair, Saudi Arabia, hingga Yaman. Maka praktis negara-negara berpenduduk mayoritas Sunni, tunduk pada dua kekuatan adidaya di Timur Tengah: Israel dan Iran.
Ada beberapa hal menarik. Pertama: Iran
sukses membentuk sel-sel bersenjata di negeri-negeri Sunni. Di antaranya:
1. Milisi Syiah di Irak, dengan kekuatan
senjata tak terbatas dan berpusat di ibu kota Baghdad.
2. Rezim Assad di Syiria yang hampir 4 tahun
perang berkecamuk, tidak berhasil dilengserkan.
3. Hizbulloh, yang semakin kuat di Libanon.
4. Syi'ah Hautsi, yang bulan September 2014
sukses menguasai ibu kota Yaman. Lalu kemudian 18 Januari 2015, sukses menguasai
kompleks istana kepresidenan di Yaman.
Kedua: Israel (Yahudi) dengan kekuatan
superpower AS, Inggris, Perancis, sukses mengelabui negara-negara Arab. Seluruh
rezim Arab ketakutan jika kekuasaannya berakhir. Maka semua benar-benar
mengabdikan diri kepada kepentingan Zionis-Salibis. Rezim-rezim Arab sibuk
memerangi ISIS (kita tahu ISIS siapa?) lalu membiarkan SYiah merajalela di
wilayah Teluk.
Di titik ini, rezim-rezim Arab berada pada
kekalutan luar biasa. Salah menentukan musuh. Membantu pembantaian Ikhwan, lalu
berkawan dengan Israel dan rezim-rezim budak Israel. Lalu mengapa semua
terjadi? Jelas seterang purnama. Semua peristiwa menggiring pada tema besar:
Nubuwwah Rasulullah tentang akhir zaman benar-benar terbukti. Maka wajar bila
sosok Rasulullah menjadi sentral dari pelecehan yang dilakukan semua musuh
Islam. Mereka membenci Muhammad, karena membenci Risalahnya yang rahmatan
Lil-'Alamin.
Jadi
sahabat, mari kuatkan keimanan di tengah hiruk pikuk fitnah yang merajalela
saat ini. Semoga kita tidak salah jalan!
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda