Breaking News
Loading...
Sabtu, 21 September 2013

Info Post
Diiringi derai air mata dan kesedihan mendalam, dua keluarga Palestina terpaksa menyerahkan dua anak mereka kepada pemerintah Israel untuk menjalani hukuman penjara, setelah pengadilan negeri Zionis Yahudi itu memutuskan vonis hukuman penjara bagi dua bocah Palestina tersebut dengan dakwaan telah melempari mobil militer Israel dengan batu.

Sumber Palestina di Al-Quds mengatakan, sejumlah keluarga dari suku Abbasi terpaksa menyerahkan dua anak mereka, Muhammad Sultan Abasi (14 tahun) dan Aiman Samih Abasi (15 tahun) kepada kepolisian Israel di Pusat Maskubiyah Al-Quds, Kamis (19/9) kemarin, untuk menjalani hukuman penjara selama satu tahun setengah.


Dalam pernyataan persnya yang dikutip dari InfoPalestina, pihak keluarga menyatakan, sangat sulit menyerahkan anak mereka kepada Israel, tapi kami dipaksa. Tidak ada pilihan bagi kami. Sebenarnya pihaknya sangat keberatan menyerahkan kedua anaknya kepada lembaga rehabilitasi Israel, karena merebaknya narkoba di dalam penjara, selain kebiasaan negatif lainya.

Namun keputusan pihak pengadilan memaksa kami menyerahkannya. Kami khawatir dengan nasib anak-anak kami, walau kami telah mewanti-wantikan anak kami di sana.

Sebelumnya, pihak Israel menangkap kedua anak Abasy pada awal Nopember tahun lalu dan mendekam di dalam penjara selama empat hari yaitu Muhammad. Sementara Aiman selama dua pekan. Keduanya kemudian dibebaskan dengan jaminan uang dan syarat tahanan rumah, hingga Rabu kemarin. Padahal kami telah menahannya untuk tidak keluar dalam masa tahanan rumah tersebut, kecuali menghadiri sidang kemarin.

Anak-Anak Al-Quds Jadi Incaran

Israel mengincar segala bentuk yang berhubungan dengan Palestina di Al-Quds bahkan anak-anak di bawah umur yang melemparkan batu ke kendaraan pemukim 'yang berkeliaran di Al-Quds terjajah atau melemparkan batu pada tentara dan polisi Israel di jalan dan lorong Al-Quds.


Ini adalah salah satu bentuk penderitaan dan penyiksaan terhadap anak-anak Al-Quds untuk menghancurkan masa depan mereka. Tentu situasi psikologis sangat sulit dialami keluarga baik sebelum maupun sesudah vonis. Sementara dua anak kecil tadi, tidak menyadari apa yang sedang terjadi di sekitar mereka. Mereka tak paham tentang kejahatan dan pelanggaran hak-hak anak.

Oleh karena itu, pihak keluarga meminta organisasi hak asasi manusia dan perlindungan untuk menekan Israel agar membatalkan putusan atau melunakkan hukumanya pada dua bocah tadi.[asy/ifp/IM] Source 

---
Komentar anda

0 komentar:

Posting Komentar

PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda