Kasus ‘pencekalan' Ulil Abshar
Abdalla, aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL), yang terjadi di Kampus
UIN Sultan Syarif Kasim (Suska), Pekanbaru, Riau, pada hari Ahad, 20
Oktober 2013 yang lalu masih hangat dibahas. Menyusul batalnya ceramah
Ulil, rekan-rekannya sesama aktivis JIL terus menyuarakan
keprihatinannya atas pencekalan yang telah terjadi. Sayangnya, hingga
detik ini tidak jelas siapa yang telah mencekal Ulil.
Ulil sendiri, melalui akun Twitter-nya, telah mengatakan bahwa Dekan
Fakultas Ushuluddin UIN Suska-lah yang telah menyampaikan kabar padanya
bahwa ia tidak bisa berceramah sesuai rencana awal. "Alasannya karena
ada ancaman dari kelompok-kelompok Islam tertentu yang tak menyukai saya
menyampaikan ceramah di UIN Riau," ungkap Ulil.
Berbagai reaksi bermunculan atas komentar Ulil di Twitter. Saidiman
Ahmad, misalnya, yang dikenal telah mendukung pendapat bahwa kaum Nabi
Luth as diazab karena telah menyodomi malaikat, menulis melalui akun
Twitternya:
Baru kemarin dg bangga saya presentasi soal sukses demokrasi di
Indonesia dibanding negara Muslim lain. Eh, ada pencekalan diskusi mas
@ulil
Lain lagi halnya dengan Nong Darol Mahmada, salah satu aktivis JIL
lainnya, yang langsung menyalahkan pihak kampus UIN Suska karena insiden
tersebut. Terhadap batalnya ceramah Ulil, Nong hanya berkomentar
singkat, "Batal karena kecupetan pihak kampus." Guntur Romli, yang juga
suami dari Nong Darol Mahmada, tidak ketinggalan pula turut mengomentari
‘pencekalan' yang terjadi pada Ulil. "Pencekalan itu bukti yang nyata
dari ketakutan dan kebodohan," kata Guntur.
Berbagai komentar yang dibuat oleh Ulil dan rekan-rekannya seolah ingin
menegaskan bahwa memang telah terjadi pencekalan. Jika demikian, maka
tentu yang mencekal adalah civitas academica UIN Suska sendiri. Sebab,
pada saat seminar berlangsung, tidak ditemukan kegiatan protes atau aksi
penolakan terhadap Ulil yang berpotensi kekerasan. Yang terlihat di
luar lokasi seminar justru aksi damai yang digelar oleh
#IndonesiaTanpaJIL Chapter Pekanbaru yang membagi-bagikan flyer kepada
para peserta seminar.
Sementara itu, komentar berlawanan muncul dari berbagai pihak.
Syahronny, pengamat wacana Islam liberal asal Jakarta, berpendapat bahwa
umat telah cukup cerdas sehingga mengetahui kesesatan Islam liberal.
"Ulil semestinya sadar bahwa umat telah mengenal siapa JIL sebenarnya,
dan tidak senang dengan kebatilan yang ia propagandakan," ujarnya.
"Menurut saya, Ulil telah berhalusinasi, seolah-olah kampus telah
dikompori oleh #IndonesiaTanpaJIL untuk menolak dirinya. Padahal,
sebenarnya kampus UIN Suska sendirilah yang tidak mau menerima Ulil,"
demikian komentar Prita, aktivis #IndonesiaTanpaJIL asal Garut.
Ulil Abshar Abdalla, aktivis JIL yang juga politisi Partai Demokrat (PD)
memang kerap mengundang kontroversi. Di satu sisi, komentar-komentarnya
seringkali dianggap ofensif oleh para ulama, dan di sisi lain, ia pun
banyak menerima kritik karena aktivitasnya di PD. Karena aktivitas
politiknya di partai penguasa ini, Ulil kerap kali dipandang mengalami
bias dalam pemikiran-pemikirannya. (ITJ/ds)
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda