Jakarta - Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah
mengeluarkan tujuh pernyataan di Twitter yang menyinggung Ketum PDIP
Megawati Soekarnoputri. Mega lebih baik menjawab kicauan Fahri itu.
Pengamat
sosial politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Arie
Sujito menyarankan agar PDIP menjawab tudingan Fahri itu.
"Saya kira untuk menanggapi itu PDIP perlu mengeluarkan penjelasan. Enggak apa-apa, dijawab saja oleh PDIP," kata Arie saat dihubungi wartawan, Senin (24/3/2014).
Arie menilai hal yang wajar jika suatu partai melakukan serangan terhadap partai lain. Ditambah lagi menjelang pelaksanaan pemilu legislatif 9 April 2014.
"Adalah hal yang biasa saja, termasuk serangan PKS itu sifatnya mengingatkan saja. Sekarang memang harus saling debat track record masing-masing capres dan partai," ujarnya.
Lebih baik lagi, katanya, semua track record calon diangkat. Agar terkesan tidak membunuh karakter satu orang saja.
"Baik itu kepada Prabowo, Mahfud, Anis Matta, Ical, Jokowi harus diangkat semua. Yang penting bukan sekadar fitnah. Sehingga publik tahu track record yang sebenarnya," tandasnya.
Sebelumnya, melalui akun Twitter, Wakil Sekretaris Jenderal PKS Fahri Hamzah mengingatkan publik pada kasus-kasus saat Megawati menjadi Presiden RI dengan hastag #MelawanLupa.
"Saya kira untuk menanggapi itu PDIP perlu mengeluarkan penjelasan. Enggak apa-apa, dijawab saja oleh PDIP," kata Arie saat dihubungi wartawan, Senin (24/3/2014).
Arie menilai hal yang wajar jika suatu partai melakukan serangan terhadap partai lain. Ditambah lagi menjelang pelaksanaan pemilu legislatif 9 April 2014.
"Adalah hal yang biasa saja, termasuk serangan PKS itu sifatnya mengingatkan saja. Sekarang memang harus saling debat track record masing-masing capres dan partai," ujarnya.
Lebih baik lagi, katanya, semua track record calon diangkat. Agar terkesan tidak membunuh karakter satu orang saja.
"Baik itu kepada Prabowo, Mahfud, Anis Matta, Ical, Jokowi harus diangkat semua. Yang penting bukan sekadar fitnah. Sehingga publik tahu track record yang sebenarnya," tandasnya.
Sebelumnya, melalui akun Twitter, Wakil Sekretaris Jenderal PKS Fahri Hamzah mengingatkan publik pada kasus-kasus saat Megawati menjadi Presiden RI dengan hastag #MelawanLupa.
Ada 7 dosa Megawati saat menjabat sebagai presiden yang ditwitt Fahri, yaitu:
1. Dulu kau jual satelit negara kami ke Singapura melalui jualan Indosat dengan murah.#MelawanLupa
2. Dulu kau jual aset-aset kami yang dikelola BPPN dengan murah (hanya 30 persen nilainya) ke asing.#MelawanLupa
3. Dulu kau jual kapal tanker VLCC milik Pertamina lalu Pertamina kau paksa sewa kapal VLCC dengan mahal. #MelawanLupa
4. Dulu kau jual gas Tangguh dengan murah (banting harga) ke China (hanya $3 per mmbtu). #MelawanLupa
5. Sekarang, kau ngomong lagi soal nasionalisme, setelah kader-kader kau banyak yang korup.#MelawanLupa
6. Dan sekarang, untuk mengkatrol suaramu yang terpuruk, kini kau umpankan si "Kotak2". #MelawanLupa
7. Semoga saja, rakyat kini tak lagi terbuai oleh janji-janji manis-mu...#MelawanLupa. [gus]. [Inilah]
1. Dulu kau jual satelit negara kami ke Singapura melalui jualan Indosat dengan murah.#MelawanLupa
2. Dulu kau jual aset-aset kami yang dikelola BPPN dengan murah (hanya 30 persen nilainya) ke asing.#MelawanLupa
3. Dulu kau jual kapal tanker VLCC milik Pertamina lalu Pertamina kau paksa sewa kapal VLCC dengan mahal. #MelawanLupa
4. Dulu kau jual gas Tangguh dengan murah (banting harga) ke China (hanya $3 per mmbtu). #MelawanLupa
5. Sekarang, kau ngomong lagi soal nasionalisme, setelah kader-kader kau banyak yang korup.#MelawanLupa
6. Dan sekarang, untuk mengkatrol suaramu yang terpuruk, kini kau umpankan si "Kotak2". #MelawanLupa
7. Semoga saja, rakyat kini tak lagi terbuai oleh janji-janji manis-mu...#MelawanLupa. [gus]. [Inilah]
--- o 0 o ---
Sepakat dengan pengamat politik dari UGM Arie Sujito:
"Adalah hal yang biasa saja, termasuk serangan PKS itu sifatnya mengingatkan saja. Sekarang memang harus saling debat track record masing-masing capres dan partai," ujarnya.
Tambahan komentar saya: Kalau demokrasi di
negeri ini ingin maju ya harus siap berdebat dengan track record
masing-masing dan berani mempertahankannya, bukannya menepis/mengeles
dengan tudingan "fitnah", "ghibah", membicarakan kejelekan orang/partai
lain, itu terlalu C.E.N.G.E.N.G !
Kapan mau dewasanya dalam berdemokrasi?
By: Taura Taufikurahman
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda