Pemilu 2014 - Galau. Lagi-lagi galau. Kenapa galau? karena harus memilih antara
Jokowi dan PKS. Jokowi memang membuat kepincut banyak orang termasuk
saya. Gaya blusukan dan ndeso membuat ia semakin merakyat. Gaya
bicara yang apa adanya juga fenomenal. Kadang menarik kadang kurang
pertimbangan matang. Ia bak artis saat ini. Kemana-mana pasti menjadi
berita. Gaya rambut pun jadi topik berita. Masuk lubang saluran air,
naik ke atas pondasi bangunan, melihat bangungan rubuh saja terekspos
oleh media. Seolah-olah media menjadi teman akrab Jokowi.
PKS oh PKS. Sayang sekali dia sedang terkena prahara nan panjang.
Badai-badai sepertinya lebih suka menyapa PKS daripada elite politik
dari partai lain. Entah apa yang bagus dari pemberitaan itu karena PKS
bukan apa-apa dibanding partai besar lainnya. Tapi saya juga kepincut.
Kader-kadernya sudah sering blusukan, menyapa dan memberi
bantuan terhadap masyarakat dimanapun PKS berada. Bakti sosial, tazkiyah
bagi tetangga yang berduka, dan lain-lain. Saya tidak mampu menyebutkan
program-program apa saja yang dilakukan PKS saking bejubel-nya.
Tidak sekadar itu, pembinaan masyarakat dan pengajian juga lebih sering
diadakan oleh PKS. Ia (tampaknya) tidak hanya membenahi ekonomi dan
kesulitan masyarakat, tapi juga mengobati sumber kegalauan dan masalah
itu. Ya… hati, agama dan kebahagiaan sejati.
Pilih Jokowi atau PKS? saya masih bingung. Jokowi memang figur yang
bagus terlebih buat kota Jakarta yang semrawut. Tapi sayang seribu
sayang, kok saya melihat ia ‘akan berpindah’ ke lain
hati. Kalau orang sudah cinta itu dibilang, (maaf) berkhianat. Dia belum
tuntas menunaikan amanah dan kepercayaan masyarakat DKI Jakarta menjadi
Jakarta Baru. Tapi sudah banyak isu akan menjadi calon presiden atau
wakilnya. Saya mau berpesan ke Pak Jokowi, janganlah mengumbar jabatan
belaka. Pentingkanlah kesejahteraan masyarakat dan pembenahan Jakarta.
Kartu Jakarta Sehat belum beres. Kartu Jakarta Pintar baru berjalan.
Belum lagi, kasus-kasus rumah susun yang masih belum selesai. Pedagang
Kaki Lima juga menunggu langkah Jokowi terkait usaha mereka di Jakarta. Soalnya banyak penggusuran di beberapa pasar dan pembersihan stasiun KA di jakarta.
PKS memang layak didukung sebagai partai. Walau tokohnya belum ada
yang terlihat bakal maju memenuhi bursa calon presiden dan wakil pada
pemilu 2014. Tapi partainya tetap memiliki tempat tersendiri di
masyarakat. Walau media membadai, PKS tetap membersamai masyarakat
dengan aksi-aksi sosial dan simpatiknya. Jokowi memang diusung oleh PDIP
tetapi terlihat bekerja sendiri. Sedangkan PKS kemana-mana selalu
terlihat kebersamaan dan persaudaraannya. Sungguh indah jika
pemimpin-pemimpin negeri ini saling bekerja sama membangun bangsa.
Pasti ga ada yang riweh seperti sidang DPR yang kadang ricuh.
Pilih Jokowi atau PKS? ini akan selalu menjadi pertanyaan hingga pemilu 2014.
Apakah benar Jokowi akan meninggalkan amanah gubernur DKI yang belum
lama dan berbekas ini demi kursi presiden atau wakilnya? Atau PKS punya
calon presiden atau wakil yang juga memberi harapan bagi Indonesia yang
bermoral dan sejahtera. (sbb/dakwatuna)
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda