Seorang tukang tusuk sate, Muhammad Arsad ditangkap Mabes Polri karena mengunggah gambar editan telanjang berwajah Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. PDIP yang melaporkan perbuatan Arsad, menganggap gambar editan tersebut dianggap menghina keduanya.
Arsad yang ditangkap pada 23 Oktober lalu di rumahnya, Kramatjati, Ciracas, Jakarta Timur kemudian dijerat dengan UU ITE dan UU Pornografi. Ancaman untuk Arsad mencapai 10 tahun penjara.
Penangkapan Arsad oleh kepolisian ini menjadi pembicaraan di jejaring sosial. Di lini masa kemudian muncul tanda pagar #BullyJokowi sebagai bentuk pembelaan terhadap Arsad.
Penangkapan Arsad dianggap sebagai bentuk anti kritik yang dilakukan pemerintahan Presiden Jokowi. Era Jokowi disebut sebagai era paranoid.
"Penangkapan itu salah satu bukti JKW bekerja cepat "Buruh tusuk sate dibui, pemerintah kerja cepat. Era paranoid, anti kritik dimulai #BullyJokowi," tulis akun Twitter @rikianggana, Rabu (29/10).
Selain ada yang meminta Arsad dibebaskan, ada juga yang menentangnya. Pihak yang menentang pembebasan beranggapan, Arsad telah melakukan pelanggaran pornografi.
"SAVE TUKANG SATE YANG G****G? UDA TAU PELANGGARAN PORNOGRAFI? OTAKNYA YG NGEBELA TUKANG SATE DIMANA??? #BullyJokowi," tulis akun @lelakidamann. [Merdeka.com]
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda