By: Nandang BUrhanudin
Bagi saya, ragam peristiwa
antarnegara di dunia Islam, satu sama lain saling terkait. Target terbesarnya
adalah: menjauhkan Islam politik memegang kekuasaan di negeri-negeri Muslim.
Uniknya, hampir semua gerakan Islam yang dihentikan dari kekuasaan memiliki
hubungan pemikiran dengan Ikhwanul Muslimin. Contoh: Partai An-Nahdhah di
Tunisia, Al-Ishlah di Yaman, IM di Mesir, dan IM di Jordania.
PKS sebagai partai berbasis
gerakan Islam, menjadi target penghancuran. Cara menghancurkan PKS sangat mudah
dan murah. Mau tahu? Caranya hanya dengan memudarkan ruh PKS. Apa itu ruh PKS?
Minimal ada 3:
1. Individu Shalih dan Mushlih
Ia adalah jiwa-jiwa yang memiliki spirit memperbaiki keadaan dengan aksi nyata
di lapangan. Meyakini setiap langkah yang mengantarkan kepada kemaslahatan,
bagian dari jihad. Tidak menunda jihad hingga sistem berubah. Individu ini
awalnya adalah orang-orang awam biasa. Namun tersentuh pembinaan hingga
terpatri pemikiran, kalau ada 1000 mujahid, ia salah satunya. Jika ada 100, ia
salah satunya. Kalau 10, ia salah satunya. Kalau hanya ada 1 mujahid, maka
dirinyalah mujahid itu.
Maka jiwa-jiwa yang
terpatri pembinaan seperti di atas, selalu terpanggil menjadi yang terdepan
dalam pelayanan terhadap masyarakat. Partai hanya sekedar atribut. Tidak
membuat anggotanya hebat apalagi masuk surga, selama amal shalihnya di bawah
biasa. Acap kita perhatikan, jiwa-jiwa shalih dan mushlih ini yang kemudian
beraksi di medan-medan bencana. Terdepan dalam berbakti sosial. Mendirikan
sekolah dan lembaga pendidikan. Walau untuk kehidupan sehari-hari mereka,
jarang yang memperhatikan.
Jadi untuk menghancurkan
PKS, mudah saja! Jadikan rakyat Indonesia sebagai rakyat maksiat. Kalaupun jadi
rakyat yang taat, giring ia menjadi rakyat yang hobi menjilat. Atau rakyat yang
berpangku tangan, mencaci maki keadaan, lalu membiarkan keadaan makin carut
marut hingga umat Islam di Indonesia tidak lagi menjadi tuan di negerinya
sendiri. Sebaliknya, untuk menjadi pendukung dakwah PKS tidak mesti menjadi
kader PKS. Sebab "Ruh itu prajurit yang siap menjadi ujung tombak
perjuangan!" Visi besar Islam akan mengantarkan pada satu tujuan: Izzul
Islam wal Muslimin.
2. Keluarga yang Berprinsip dan Inspiratif.
Tatanan keluarga di PKS, menjadi elemen terpenting atau ruh-nya perjuangan.
Suami, istri, anak-anak, ayah ibu, om-tante, keponakan-misan, dll adalah
batu-bata perjuangan. Mereka dibentuk terbentuk dan membentuk generasi peradaban.
Keharmonisan keluarga menjadi mainstream utama di PKS. Walau tak dipungkiri,
masih jauh dari kata sempurna.
Mengapa keluarga menjadi
mainstream utama? Islam sendiri menegaskan, keluarga adalah batu-bata sebuah
bangsa. Sejak lama Yahudi menjadikan kehancuran Rumah Tangga sebagai target
utama. Tak ada satu acara TV, melainkan berisi pesan penghancuran keluarga Muslim.
Di titik ini, PKS nampak belum mampu mengimbangi pola Yahudi. Ke depan,
blusukan pengurus inti PKS dan kadernya sangat ditunggu keluarga besar
Indonesia. Tentu bukan sekedar ceramah, namun dengan sentuhan manusiawi yang
menyegarkan buka taman di hati.
3. Militansi kader-kader.
Tak ayal, kader-kader PKS adalah ujung tombak perjuangan. Militansi modal utama
yang hingga kini membuat iri ormas bahkan orpol lain di Indonesia. Maka target
menghancurkan PKS adalah dengan menjadikan kader-kader PKS sebagai gerombolan
"'ajzus tsiqat" (menurun tensi ketsiqohan) terhadap PKS dan para
qiyadahnya. Kondisi yang masih bisa di'ilaj (terapi), namun jika dibiarkan akan
menjadi bom waktu, cepat atau lambat.
Qiyadah PKS harus
bersyukur, kasus kriminalisasi LHI (Presiden Partai waktu itu) dengan tuduhan
kasus korupsi sapi, membuat kader PKS memiliki jargon AYTKTM (apapun yang
terjadi kami tetap melayani). Maka para qiyadah PKS sedikit banyak harus
merenung, mengevaluasi, sejauhmana tugas pokok dan fungsi sebagai qiyadah terlaksana
optimal atau tidak. Jangan terulang, evaluasi hanya tajam ke bawah tapi tumpul
ke atas. Dahulu, qiyadah-qiyadah PKS mencontohkan: mengenal kader-kader dengan
silaturahmi, ziaroh, bahkan menginap di rumah-rumah kadernya. Entahlah, apa
karena banyaknya hotel dan besarnya bujet, kesederhanaan dan keikhlasan
rumah-rumah kader seakan terpinggirkan.
Pun, pendelegasian dan
distribusi tupoksi harus seimbang. Jangan dipelihara istibdad haikali (kebekuan
organisasi) dengan 4 L (Lu Lagi Lu Lagi). Karena istibdad haikali pada
prinsipnya membonsai potensi kader-kader militan, jika tidak ingin disebut
mematikan.
Sekali lagi, 3 elemen ruh PKS ini akan tetap menjadi target
hingga hari Kiamat. Saya teringat seorang pakar Timur Tengah dari AS, Rose
mengatakan, "Cara efektif menghancurkan gerakan Islam yang berkuasa adalah
dengan membuat kesan kepemimpinan mereka gagal." Fahimtum?
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda