Bagi
sebagian ABG momen valentine tentu menjadi momen yang begitu dinantikan. Tapi
ternyata valentine bukanlah sesuatu yang baik karena didalamnya ada sesuatu
yang bisa membuat seseorang terlena dan terperosok dalam jurang.
Beberapa
tahun yang lalu memang budaya valentine day cukup merebak. Hal ini tak lain
karena banyak tempat yang menyajikan paket dengan merek dagang atau embel-embel
hari kasih sayang.
Sesaat
sebelum tanggal 14 Februari lihatlah pusat perbelanjaan, resto, hotel, tempat
hiburan dan sejenisnya. Ditempat yang mewakili hedon itu pasti telah disulap
dengan berbagai ornament warna pink atau merah muda yang konon adalah warna
cinta.
Selain
itu media televise dan radio selalu mencekoki seluruh pemirsa dan pendengar.
Bahwa mereka harus turut serta, ikut andil dalam perayaan ini. Iklan senantiasa
diputar untuk mengingatkan atau mengundang kaula muda untuk datang dan
merayakan.
Ditelisik
lebih jauh ternyata asal usul perayaan valetine ada 3 versi yang mana ketiganya
berasal dari ajaran nasrani. Dari ketiga versi setidaknya ada 1 versi yang
sangat populer dan dianggap sebagai kebenaran aka nasal usul munculnya hari
kasih sayang.
Sejarah
ini bermula dari terbunuhnya St atau Santo Valentine yang dibunuh pada
tanggal 14 Februari 270 Masehi. Tokoh agaman nasrani ini dibunuh karena
berselisih paham dengan Raja Romawi Claudius II.
Untuk
menghormati atas kematiannya maka pada tanggal itu dilaksanakan upacara
keagamaan. Berhubung yang meninggal atas nama St Valentine maka perayannya
disebut Valentine Day. Perayaan ini dilakukan karena tokoh agama ini diaggap
memiliki ketabahan dan keteguhan dalam menjaga apa yang diyakini.
Seiring
berjalannya waktu upacara keagamaan itu telah mulai berubah sejak abad 16
Masehi. Bukan lagi upacara untuk menghormati seseorang yang telah tewas tapi
berubah menjadi pesta pora. Jauh dari kesan aslinya dan dihubungkan dengan
Supercalis atau pesta jamuan kasih sayang bagi bangsa Romawi kuno.
Mungkin
bagi kita yang belum pernah ikut perayaan valentine tapi sering mendengar
apa itu valentine maka kita pasti bisa melihat semua itu jauh dari kesan
baik. Bahkan dari sejarah yang ada juga telah mengalami perubahan dari makna
aslinya.
Tak
jarang dalam momen kasih sayang ini banyak pasangan muda mudi yang
diperbolehkan melakukan hubungan yang ‘kebabasan.’ Hal ini setidaknya terlihat ada
beberapa bingkisan cokelat yang dijual dan didalamnya terdapat‘sarung pengaman.’
Sangat
miris tentunya kalau masih mengikuti tradisi hanya karena latah dan tidak tahu
apa makna di dalamnya. Hanya sekedar ikut-ikutan dan ingin mendapat cap anak
gaul dan mengikuti perkembangan jaman. (Viva)
Berita terkait:
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda