Breaking News
Loading...
Jumat, 13 Februari 2015

Info Post
Bagi sebagian ABG momen valentine tentu menjadi momen yang begitu dinantikan. Tapi ternyata valentine bukanlah sesuatu yang baik karena didalamnya ada sesuatu yang bisa membuat seseorang terlena dan terperosok dalam jurang.
Beberapa tahun yang lalu memang budaya valentine day cukup merebak. Hal ini tak lain karena banyak tempat yang menyajikan paket dengan merek dagang atau embel-embel hari kasih sayang.
Sesaat sebelum tanggal 14 Februari lihatlah pusat perbelanjaan, resto, hotel, tempat hiburan dan sejenisnya. Ditempat yang mewakili hedon itu pasti telah disulap dengan berbagai ornament warna pink atau merah muda yang konon adalah warna cinta.
Selain itu media televise dan radio selalu mencekoki seluruh pemirsa dan pendengar. Bahwa mereka harus turut serta, ikut andil dalam perayaan ini. Iklan senantiasa diputar untuk mengingatkan atau mengundang kaula muda untuk datang dan merayakan.
Ditelisik lebih jauh ternyata asal usul perayaan valetine ada 3 versi yang mana ketiganya berasal dari ajaran nasrani. Dari ketiga versi setidaknya ada 1 versi yang sangat populer dan dianggap sebagai kebenaran aka nasal usul munculnya hari kasih sayang.
Sejarah ini bermula dari terbunuhnya St atau Santo Valentine yang dibunuh  pada tanggal 14 Februari 270 Masehi. Tokoh agaman nasrani ini dibunuh karena berselisih paham dengan Raja Romawi Claudius II.
Untuk menghormati atas kematiannya maka pada tanggal itu dilaksanakan upacara keagamaan. Berhubung yang meninggal atas nama St Valentine maka perayannya disebut Valentine Day. Perayaan ini dilakukan karena tokoh agama ini diaggap memiliki ketabahan dan keteguhan dalam menjaga apa yang diyakini.
Seiring berjalannya waktu upacara keagamaan itu telah mulai berubah sejak abad 16 Masehi. Bukan lagi upacara untuk menghormati seseorang yang telah tewas tapi berubah menjadi pesta pora. Jauh dari kesan aslinya dan dihubungkan dengan Supercalis atau pesta jamuan kasih sayang bagi bangsa Romawi kuno.
Mungkin bagi kita yang belum pernah ikut perayaan valentine tapi sering mendengar apa  itu valentine maka kita pasti bisa melihat semua itu jauh dari kesan baik. Bahkan dari sejarah yang ada juga telah mengalami perubahan dari makna aslinya.
Tak jarang dalam momen kasih sayang ini banyak pasangan muda mudi yang diperbolehkan melakukan hubungan yang ‘kebabasan.’ Hal ini setidaknya terlihat ada beberapa bingkisan cokelat yang dijual dan didalamnya terdapat‘sarung pengaman.’
Sangat miris tentunya kalau masih mengikuti tradisi hanya karena latah dan tidak tahu apa makna di dalamnya. Hanya sekedar ikut-ikutan dan ingin mendapat cap anak gaul dan mengikuti perkembangan jaman. (Viva)

Berita terkait:

---
Komentar anda

0 komentar:

Posting Komentar

PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda