Judul asli: Kepulangan Aisyahnaz Ditolak Warga
Bandung – Bupati Kabupaten Bandung Dadang Naser juga menolak kehadiran
Aisyahnaz Yasmin yang disebut-sebut ikut terlibat paham Islamic S'tate of Irak
and Syria (ISIS). Seperti diketahui, Aisyahnaz telah kembali ke kediamannya di
kampung Babakan Ciparay RT 01/RW 06 Desa Rancakasumba, kecamatan Solokanjeruk,
kabupaten Bandung.
“Jika memang dia anggota ISIS biar dia dikirim ke Suriah
sajalah. Kami kebanyakan warga, ini juga bisa ngurangin wargalah,” kata Dadang
Naser dalam acara Musrembang Jabar di Hotel Horison Bandung, Kamis, 2/4/2015.
Terkait penolakan warga, Dadang mengaku takkan
menghalang-halangi jika Aisyahnaz tidak kembali ke domisilinya.
“Jangan dihalang-halangin (kalau ia tidak mau balik), itu
hak dia. Kalau saya dukung warga ( yang menolak), biar sekalian diputus saja
status warga negaranya (Indonesia),” katanya.
Tanggapan: Sekilas di perhatikan, sikap Dadang Naser
seperti itu tidak memperlihatkan seorang pemimpin daerah. Bukannya dia harus
mengayomi warganya? Ini malah bersikap tak mau peduli dengan warganya, padahal
warganya yang disebut-sebut ikut terlibat paham ISIS belum jelas kebenarannya.
Kalaupun benar, tugas dia sebagai pemimpin menyadarkan warganya yang terkena masalah, bukan malah mengamini prasangka yang belum jelas. Bupati Bandung diharapkan agar bisa lebih bijak menghadapi keadaan. Harusnya Aisyahnaz bisa di bina dan di rehabilitasi bukannya di usir
Kalaupun benar, tugas dia sebagai pemimpin menyadarkan warganya yang terkena masalah, bukan malah mengamini prasangka yang belum jelas. Bupati Bandung diharapkan agar bisa lebih bijak menghadapi keadaan. Harusnya Aisyahnaz bisa di bina dan di rehabilitasi bukannya di usir
Kehadiran Aisyahnaz mendapat penolakan dari masyarakat
setempat. Aisyahnaz merupakan satu dari 16 warga yang ditangkap pemerintah
Turki kerana diduga akan masuk ke Syria untuk bergabung dengan kelompok garis
keras (ISIS) tersebut.
Aisyahnaz Yasmin, akhirnya dikembalikan ke pihak Kementerian
Sosial. Sebab orang tuanya, Mahfudz Firdaus, tidak mengakui Aisyahnaz sebagai
anaknya. Bahkan Mahfudz membuat surat pernyataan bahwa Aisyahnaz adalah anak
angkatnya.
Mantan Ketua Pimpinan Wilayah Nahdathul Ulama (PWNU) Jawa
Barat KH. Sofian Yahya, mengatakan jangan terlalu cepat menvonis jika Aisyahnaz
terlibat dalam ISIS. Motif kepergian Aisyahnaz menurut Sofian harus ditelusuri.
“Harus jelas dulu benar tidaknya itu (terlibat ISIS). Apa
sih dosa dan kesalahan dia? Ikut ke sana kenapa sih? Mungkin karena di
kabupaten Bandung enggak makan. Jangan dulu menilai itu teroris,” Ujar Sofian
saat dihubungi.
Menurut Sofian, masyarakat jangan terlalu ketakutan
dengan ISIS. Sofian juga mengharapkan agar Bupati Bandung bisa lebih bijak
menghadapi keadaan. Harusnya Aisyahnaz bisa di bina dan di rehabilitasi
bukannya di usir.
“Yang harus lebih ditakutkan itu kepada koruptor. Mana
sih yang lebih merusak, ISIS atau koruptor? Negara ini kan rusak karena
politikus yang tak jelas,” katanya.
Ketakutan masyarakat yang tak mau menerima kehadiran
Aisyahnaz diakui Sofian terlalu berlebihan. Ia menilai masyarakat hanya terbawa
suasana dengan pemberitaan ISIS.
Ditambah sikap tidak bijak bupati Bandung Dadang Naser.
Mungkin Dadang Naser lagi cari perhatian dari warga, mengingat di Pilkada
Kabupaten Bandung, dia mencalonkan kembali.
“Cuma ikut-ikutan saja warga. Orangnya kan belum jelas
apa kesalahannya. Harus ditanya dulu. Tuhan saja mau mengampuni. Masa kita
melebihi Tuhan dan tidak mau mengampuni,” ujarnya.
Sofian menambahkan, intelejen seharusnya bisa lebih kuat
dalam menangkal radikalisme. Nanti pihak intelejen bisa menyampaikan kepada
para tokoh untuk membina masyarakat yang menyimpang.
Hal yang sama diutarakan Anggota DPRD kabupaten Bandung,
Asep Syamsudin. Menurutnya, Aisyahnaz juga harus dibina dan bukannya
dikucilkan. “Belum tahu kan motifnya apa? Bisa jadi dia tak ikut. Jangan asal
menuduh dulu,” kata Asep.
Betul, bisa jadi dia dipaksa untuk gabung dengan ISIS
dengan ancaman nyawanya. Seorang pemimpin harus bisa bijak. Kalo
permasalahannya begini, coba redam kekewatiran masyarakat. Bukan malah
mendukung masyarakat. Bina masyarakat agar punya sikap kasih saying terhadap
sesama.
(Tribun Jabar, 3 April 2015)
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda