Breaking News
Loading...
Kamis, 07 Mei 2015

Info Post
Dari berbagai ideologi global yang saat ini mendominasi dunia, bisa ditarik benang merah yang mengaitkan satu dengan lainnya. Yang satu menjadi induk bagi cabang lainnya, yang satu menjadi batang bagi tunas lainnya. Dan semua bermuara pada gerakan Yahudi internasional (Zionism). Zionisme atau shuhyoniah yang diarsiteki oleh tokoh Yahudi Austria Theodor Herzl adalah reinkarnasi dari Freemasonry, sebuah gerakan Yahudi bawah tanah, terorisme yang sulit dilacak, karena memiliki kontrol organisasi yang rapi. Tujuannya mengupayakan Yahudi untuk mendominasi dunia. Menyeru kepada Atheism, Permisifisme, dan kerusakan.

Zionisme mempunyai jaringan organisasi yang sangat banyak dan kuat, mendominasi perekonomian global, menguasai dana internasional yang dijadikan alat untuk menyetir politik dan ekonomi negara-negara dunia ke 3, ikut mengendalikan United Nations, memperalat United States dan negara-negara Eropa untuk mengegolkan ambisi mereka.
Freemasonry yang berarti perkumpulan tukang batu, hanyalah nama samaran agar para tokoh Yahudi leluasa bergerak menjalankan misi mereka. Mereka mempunyai akar sejarah yang panjang, konon sudah didirikan sejak 43 M oleh Herod Agrippa I. Kegiatan mereka pada awalnya adalah memusuhi orang-orang Kristen, menyiksa, mengusir dan membantai mereka, hingga akhirnya merusak bahkan merubah doktrin utama ajarannya. Mereka juga berupaya merusak ajaran Islam lewat Abdullah bin Saba’ yang mempelopori munculnya Syiah Ghulat, sekaligus untuk memecah belah kekuatan Islam. Disamping aktif menyebarkan cerita dusta (isroiliyat) untuk menodai kemurnian Islam.
Tahap ke 2 gerakan Freemason dimulai 1770 M, berhasil merekrut ribuan tokoh politik dan ilmuan dunia yang tertipu propaganda mereka. Dengan pandai mereka membonceng gerakan Renaissance Age di Eropa dan French Revolution melalui tokohnya Comte de Mirabeau. Berikutnya mereka aktif memanfaatkan para pemikir yang mempunyai pengaruh kuat di masyarakatnya seperti Jean-Jacques Rousseau, Voltaire, Jurji Zaydani, dan Karl Marx.
Yahudi membonceng gerakan pemikiran dan ideologi, yang dilandasi filsafat Materialism, yang menjadikan materi sebegai tolok ukur segala sesuatu, mengingkari wujud Allah dan segala yang ghoib. Faham ini dipadukan dengan Liberal (kebebasan) telah melahirkan bayi tangguh dan mendominasi dunia bernama Capitalism, suatu sistem ekonomi yang filsafat dan politiknya didasarkan kepada azas pengembangan hak milik pribadi dan pemeliharaannya serta perluasan faham kebebesan. Berbagai bentuk tindakan yang egoistik, monopolistik, kekejaman hingga penjajahan lahir dari semangat ini.
Materialisme juga melahirkan anak kembar bagi Kapitalisme, yaitu Communism: sebuah aliran berfikir yang berlandaskan pada Materialisme, menafsirkan sejarah berdasarkan atas pertarungan kelas dan faktor ekonomi. Aliran ini berpadu dengan faham Atheisme (mengingkari eksistensi Tuhan) menebar bencana di muka bumi. Peletak dasar-dasar pemikiran komunisme adalah filsuf Yahudi Jerman yang bernama Karl Marx (1818-1883 M). Teori-teori Komunisme yang disusun dalam buku The Communist Manifesto dan Das Capital oleh Marx, telah berhasil diaplikasikan oleh Vladimir Lenin dalam revolusi berdarah Bolsheviks di Rusia tahun 1917 M yang dilanjutkan oleh Joseph Stalin (1879-1954 M) keduanya dengan tangan besi, tiranisme, bengis, sadis dan kejam memaksakan faham Komunis kepada bangsa Rusia dan kemudian diekspor ke berbagai negeri miskin lainnya.
Faham lain yang agak netral dan menjadi partner baik bagi Kapitalisme maupun Komunisme adalah Darwinism: Sebuah gerakan pemikiran yang dinisbahakan kepada seorang pemikir Inggris Charles Darwin. Pada tahun 1859 lewat bukunya The Origin Of Species, Darwin mengupas teori evolusi (pertumbuhan dan perkembangan makhluk) yang sangat bertentangan dengan agama. Intinya nenek moyang manusia adalah kera, dengan demikian manusia tidak bisa mengingkari bahwa mereka adalah binatang. Bagi Darwin, teori tentang Tuhan muncul saat manusia masih lemah, sekarang, setelah berevolusi menjadi kuat, manusia tidak lagi membutuhkan Tuhan dan agama. Selain menentang agama, Teori Darwin juga mendorong dan mengesahkan cara hidup model binatang. Diantara ilmuwan yang terinspirasi oleh teori Darwin adalah Sigmund Freud, ahli Psychoanalysis berdarah Yahudi Czechoslovakia (1856) yang mempunyai teori bahwa libido sexual (dorongan sex) adalah motivasi utama segala aktifitas manusia. Freudism ini kemudian melahirkan pola hidup free sex, runtuhnya moral dan lembaga keluarga di masyarakat.
Di sisi lain, setelah Islam mampu menaklukkan Andalusia, serta melabrak Eropa sampai jantung kota Wina dan Paris, orang-orang Kristen Eropa mulai terbuka matanya untuk mempelajari Islam, kekuatan apakah gerangan yang menggerakkan manusia dalam waktu yang sangat cepat telah menguasai dunia? Inilah awal dari gerakan Orientalism; gelombang pemikiran yang mencerminkan studi ketimuran khususnya Islam, dan mencakup peradaban, agama, seni, sastra, bahasa dan kebudayaan. Jerbert de Oraliac (938-1003 M ) adalah seorang pendeta Venezia yang juga belajar tentang Islam di Andalusia dan kemudian menjadi Paus pertama dari Perancis.
Orientalisme semakin digencarkan setelah umat Kristen mengalami kekalahan telak dan beruntun dalam Crusades. Hal ini juga tidak lepas dari peranan Yahudi yang ingin memukul kekuatan Islam. Ignác Goldziher, sebagai contoh dan sederetan nama lainnya adalah orientalis fanatik berdarah Yahudi. Mereka mempelajari Islam untuk mencari kelemahan umat Islam, membangun persepsi yang salah atas Islam, memutar balikkan fakta, serta membangkitkan aliran-aliran sempalan yang sesat dalam Islam dengan bungkus baru logika. Saat ini para orientalis telah berhasil membangun pusat-pusat studi Islam dan ketimuran di Inggris, Perancis, Amerika, Kanada, dll. dan mendidik ribuan anak-anak Islam dengan pola fikir mereka agar nantinya menjadi propagandis efektif.
Ada sebagian kecil kaum Orientalis yang obyektif dan mempunyai jasa atas Islam dengan karya-karya mereka yang besar dan rapi, namun kebanyakan mereka adalah para penghamba penjajahan (Colonialism) yang menyimpan dendam atas kekalahan Perang Salib. Sejak abad XV bangsa Eropa mulai menjarah dan mengekspansi negri-negri Islam di Asia dan Afrika, menindas penduduknya, mengeksploitasi sumber daya alamnya serta menyebar luaskan ajaran Injil mereka (Glory, Gold, and Gospel). Yang membonceng gerakan ini adalah kristenisasi, untuk merubah peta dunia dari tanda bulan bintang menjadi salib. Jaringan gerakan Christianization di Asia dan Afrika sangat solid, dukungan dana mereka tidak terbatas, tangan-tangan kokoh kekuasaan ikut menaungi, segala macam cara mereka tempuh, Missionary militan mereka sangat banyak tersebar di pelosok-pelosok negeri muslim. Pendidikan, Pelayanan kesehatan, politik, ekonomi, hingga budaya menjadi garapan mereka.
Kemajuan Barat dalam peradaban materi, sebagai buah dari Kapitalisme dan Liberalisme menjadi modal untuk menyeret dunia Timur (Islam) mengikuti arus peradaban mereka. Gerakan ini disebut dengan Westernization (proses pembaratan). Negeri-negeri kaum Muslimin yang belum sembuh dari luka penjajahan silau melihat kemajuan materi Barat, hanya membebek terhadap apa yang diinginkan Barat, seperti beo yang hanya mengulang-ulang ucapan tuannya. Westernisasi ini sangat ampuh dengan memanfaatkan anak-anak Islam sendiri. Gerakan untuk mengusung pola hidup Barat ini disebut Ghazwul Fikri, ekspansi pemikiran dan peradaban. Sayangnya yang banyak diadopsi oleh umat Islam adalah hal-hal negatif berupa perilaku yang jauh dari nilai-nilai moral Islam, bukan hal-hal positif yang menjadi pilar kemajuan mereka.
Yang sangat fatal adalah persepsi bahwa Barat berhasil maju karena menerapkan Secularism (pemisahan agama dengan negara, materi dan ruhani), dan selanjutnya ingin menerapkan konsep ini pada Islam. Padahal alqiyas ma’al fariq bathil. Menganalogikan Islam dengan Christianity abad pertengahan adalah satu kesalahan fatal. Secularization memang lahir sebagai reaksi atas dominasi Gereja yang berlebihan dalam bidang kehidupan, tiran, diktator, menentang ilmu pengetaahuan atas nama agama, para pemimpin Gereja telah overacting, di samping memang ajaran Kristen sendiri telah mengalami banyak pemalsuan.
Setelah terjadi Revolusi Perancis, masyarakat yang sudah jemu dengan penindasan oleh Gereja mendapat angin segar untuk memproklamirkan Sekularisme. Ada yang ekstrim sehingga menentang agama habis-habisan dan kemudian menjadi Atheist, namun ada juga yang masih moderat, hanya membatasi agama untuk urusan ruhani dan akhirat semata. Orang yang memahami Islamism dengan baik tentu tidak akan mempunyai faham Sekuler. Islam adalah sistem kehidupan yang universal, dan sangat identik dengan ilmu pengetahuan, sehingga tidak ada alasan untuk menzalimi Islam dengan mengasingkannya dari kancah kehidupan.
Ditulis oleh Elvan Syaputra, Peneliti Muda CIOS
(Center of Islamic and Occidentalism Studies)

sumber 1, 2
---
Komentar anda

0 komentar:

Posting Komentar

PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda