8 Modus Sindikat Pengemis Tipu Warga
1. Koreng dikasih terasi
Para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) pun rela membuat luka bohongan di bagian tubuhnya guna mendapat iba pengendara di jalan. Agar terkesan busuk, koreng bohong itu dipakaikan terasi.
Para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) pun rela membuat luka bohongan di bagian tubuhnya guna mendapat iba pengendara di jalan. Agar terkesan busuk, koreng bohong itu dipakaikan terasi.
2. Pura-pura hamil
Berbagai cara dihalalkan beberapa orang untuk tetap bisa menyambung hidup di Ibu Kota. Salah satunya pengemis wanita yang beraksi di perempatan lampu merah dengan berpura-pura sedang hamil.
Berbagai cara dihalalkan beberapa orang untuk tetap bisa menyambung hidup di Ibu Kota. Salah satunya pengemis wanita yang beraksi di perempatan lampu merah dengan berpura-pura sedang hamil.
"Dari pengaduan masyarakat banyak wanita hamil yang mengemis di perempatan dan pinggir jalan. Padahal yang ada di balik bajunya itu bantal.
3. Tangan pura-pura buntung
Modus lainnya lagi yang digunakan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di jalanan Ibu Kota, yakni dengan berpura-pura tangannya buntung. Hal itu terungkap karena setelah diperiksa tangannya dilipat pakai tali ke belakang.
4. Sekeluarga tidur di gerobak
'Manusia gerobak'. Sebutan itu kerap muncul saat bulan suci Ramadan. Biasanya pengemis selama satu bulan mencari nafkah, dan sehari-hari mereka tidur di gerobak bersama keluarganya.
5. Pura-pura buta
Memiliki tubuh sempurna, tetapi tidak disyukuri. Hanya untuk mendapat belas kasih, ada pengemis yang berpura-pura tidak bisa melihat.
6. Orangtua suruh anak ngemis
Anak kecil menjadi cara ampuh bagi pengemis untuk mendulang rupiah. Dengan membawa anak-anak itu warga akan semakin iba sehingga dengan ikhlas akan memberikan uang.
"Baju anaknya dibuat secompang camping mungkin. Lalu disuruh muter di lampu merah. Itu banyak kita temui di Fatmawati," ucap Miftah.Parahnya, jika si anak tidak membawa hasil yang memuaskan kepada orang tuanya, mereka kerap mendapat makian hingga kekerasan fisik.
7. Dorong nenek sakit
Selain pura-pura buta dan hamil, cara lain yang kerap digunakan adalah dengan membawa nenek saat mengemis. Agar lebih dramatis, sang nenek ditampilkan dalam kondisi tidak sehat.
8. Luka didramatisir
Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan juga mencatat modus yang dipakai Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dengan mendramatisir cacat yang dimiliki.(Merdeka/26/6/13)
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda