DIREKTUR Community of Ideological Islam Analysis, Harits Abu Ulya,
mengaku speechless keberanian Densus 88 membunuh umat Islam dengan dalih
klasik: terorisme. Di bulan Ramadhan dimana umat Islam lagi khusuk
menjalani puasa ternyata Densus 88 justru “beribadah” mengumbar nafsu
membunuh kepada orang yang hanya di duga teroris. “Sejahat dan
seburuk apapun rupa Iblis, saya belum pernah menyaksikan gerombolan
iblis membunuh manusia dengan cara brutal dan jalanan,” katanya kepada
Islampos.com, Senin malam (22/7) di Jakarta.
Dengan kejadian ini, maka sudah sepantasnyalah Indonesia disebut negeri
dengan Inilah negeri dengan hukum rimba, siapa yang kuat dia menang.
Sebaliknya yang lemah akan jadi tumbal dari keangkaramurkaan dan
kedurjanaan.
“Apalagi jika kelompok para durjana itu mendapatkan mandat atas nama UU ‘kebenaran’ versi mereka,” tegasnya.
Seperti diketahui, Senin siang, korps burung hantu kembali menembak
mati dua muslim di Tulungagung. Dua korban meninggal adalah Dayat, asal
Medan dan Riza, juga asal Medan.
Kini jenazahnya dibawa ke RS
Bhayangkara, Kota Kediri, Jawa Timur, Senin (22/7/2013). Selain itu,
Densus 88 juga mengamankan dua orang lainnya, yakni Mugi Hartanto, warga
Desa Gambiran RT 01 RW 3 Pagerwojo, Tulungagung. Terduga merupakan guru
honorer SDN Geger dan Sapari, warga Dusun Krajan RW 04 RT 01 Pagerwojo,
Tulungagung yang bekerja sebagai staf kesra Desa Penjor. [Pz/Islampos] Admind 02
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda