Oleh: Doddy Chp
BERTAHUN-tahun saya mengimpikan untuk dapat berkunjung ke negeri Mesir. Ingin saya menyaksikan langsung kemegahan kota Kairo, keharuman Universitas Al Azhar, kehebatan Piramida, Sungai Nil yang menghidupi kota, hingga masjid Amr bin Ash, peninggalan sahabat nabi yang mulia.
BERTAHUN-tahun saya mengimpikan untuk dapat berkunjung ke negeri Mesir. Ingin saya menyaksikan langsung kemegahan kota Kairo, keharuman Universitas Al Azhar, kehebatan Piramida, Sungai Nil yang menghidupi kota, hingga masjid Amr bin Ash, peninggalan sahabat nabi yang mulia.
Dalam bayangan saya, Kairo adalah kota yang makmur, penduduknya berbudi
halus, dan berperadaban tinggi. Maklum bayangan saya seperti itu, saya
adalah orang awam yang berpikir Kairo adalah kota warisan bersejarah
panjang, tempat menuntut ilmu dari seluruh muka bumi. Terlebih setelah
membaca dan menonton Ayat-Ayat Cinta.
Akhirnya mimpi menjadi kenyataan. Tahun lalu saya berkesempatan ke Mesir,sebagai pimpinan team Aksi Cepat Tanggap (ACT) untuk menyalurkan bantuan masyarakat Indonesia kepada masyarakat Gaza, Palestina setelah peperangan 8 hari dengan Israel.
Saya sangat surprise begitu memasuki kota Kairo. Kok bayangan saya sebelumnya menjadi jauh berbeda.
Pertama adalah sampah terserak dimana-mana, kotor nian.
Kedua, cara berlalu lintas masyarakat Kairo. Sesungguhnya kita bisa lihat budaya bangsa dari tertib lalu lintasnya. Saya pernah berkunjung ke Jepang, dan menyaksikan betapa tertib dan disiplinnya mereka berlalu lintas. Kairo…, wah sangat bertolak belakang. Saya pikir kota Jakarta kita yang tercinta sudah paling semrawut, ternyata Kairo lebih wow. Lalu Lintas macet, tidak disiplin, saling serobot. Hampir setiap hari saya menyaksikan orang berkelahi di jalan karena mobil mereka bersenggolan. Bicara tentang mobil, wah susah menemukan mobil yang mulus. Rata-rata berbaret atau penyok.
Ketiga, ketika praktek bermuamalah berdagang. Sudah jadi rahasia umum bahwa kalau ingin kita menawar, tawarlah senilai 20% dari harga awal. Misal bila ingin membeli suatu barang, dan pedagang menawarkan harga 100, maka jangan ragu2 untuk menawar dengan harga 20. Pernah juga sewaktu membeli minuman dan ketika kita bayar, pedagang telah mengambil harga dari harga yang sebelumnya mereka tawarkan. Mereka bilang sebagai tip mereka. Juga kalau mau membeli barang atau makanan, harus kita tanya dulu dengan jelas dan detil, kalau tidak, wah sudah pasti kena getok dengan harga yang tidak masuk akal.
Akhirnya mimpi menjadi kenyataan. Tahun lalu saya berkesempatan ke Mesir,sebagai pimpinan team Aksi Cepat Tanggap (ACT) untuk menyalurkan bantuan masyarakat Indonesia kepada masyarakat Gaza, Palestina setelah peperangan 8 hari dengan Israel.
Saya sangat surprise begitu memasuki kota Kairo. Kok bayangan saya sebelumnya menjadi jauh berbeda.
Pertama adalah sampah terserak dimana-mana, kotor nian.
Kedua, cara berlalu lintas masyarakat Kairo. Sesungguhnya kita bisa lihat budaya bangsa dari tertib lalu lintasnya. Saya pernah berkunjung ke Jepang, dan menyaksikan betapa tertib dan disiplinnya mereka berlalu lintas. Kairo…, wah sangat bertolak belakang. Saya pikir kota Jakarta kita yang tercinta sudah paling semrawut, ternyata Kairo lebih wow. Lalu Lintas macet, tidak disiplin, saling serobot. Hampir setiap hari saya menyaksikan orang berkelahi di jalan karena mobil mereka bersenggolan. Bicara tentang mobil, wah susah menemukan mobil yang mulus. Rata-rata berbaret atau penyok.
Ketiga, ketika praktek bermuamalah berdagang. Sudah jadi rahasia umum bahwa kalau ingin kita menawar, tawarlah senilai 20% dari harga awal. Misal bila ingin membeli suatu barang, dan pedagang menawarkan harga 100, maka jangan ragu2 untuk menawar dengan harga 20. Pernah juga sewaktu membeli minuman dan ketika kita bayar, pedagang telah mengambil harga dari harga yang sebelumnya mereka tawarkan. Mereka bilang sebagai tip mereka. Juga kalau mau membeli barang atau makanan, harus kita tanya dulu dengan jelas dan detil, kalau tidak, wah sudah pasti kena getok dengan harga yang tidak masuk akal.
Jauh dari keagungan peradaban yang saya bayangkan. Akhir-akhir ini saya baru tahu bahwa ternyata Kairo juga termasuk jajaran kota yang menyebalkan di dunia.
Saya berpikir bahwa inilah bukti nyata dari kepemimpinan Mubarak selama 30 tahun. Potret suram kepemimpinan negara yang menghancurkan sendi-sendi bangsa dan membuat kondisi rakyatnya menjadi demikian. Ada harapan dengan pergantian kekuasaan dari tangan Mubarak ke tangan Mursi, kondisi Mesir akan berubah total, laksana Turki setelah pergantian kekuasaan. Turki menjadi negara yang sangat kuat baik ekonomi, kebudayaan, dan militer setelah 10 tahun reformasi. Turki mampu berdiri sendiri, membayar lunas hutangya kepada IMF, dan menyebarkan kebaikan ke seluruh dunia dengan berbagai NGO nya. Saya juga mengharapkan semoga kota Kairo akan berubah menjadi laksana Istanbul yang indah dan megah setelah kepemimpinan baru.
Namun kenyataan hari ini ternyata tidak seperti harapan banyak orang di dunia ini. Masih jauh panggang dari api. Militer Mesir dengan alasan untuk menyelamatkan negara telah mengkudeta Presiden Mursi.
Saya pernah masuk langsung ke tengah-tengah pendemo yang anti Mursi di lapangan Tahrir. Sebagai bagian dari angkatan 98 yang menggantikan Orde Baru, saya punya keinginan untuk mengetahui siapa dan bagaimana aksi para pendemo ini. Ternyata yang saya temui sebagian pendemo adalah anak-anak tanggung yang akhirnya saya ketahui sebagai pendemo bayaran. Setelah berdemo mereka mendapat bayaran dari ‘juragan’ mereka di pinggiran sungai Nil (Lapangan Tahrir berdekatan dengan Sungai Nil).
Setelah mendapat bayaran, mereka pun pesta-pesta, joget-joget, dan minum-minum di perahu-perahu wisata sungai Nil. Para pendemo juga yang membuat kerusuhan, menyerang, dan membunuhi masyarakat lainnya. Juga kenyataan hampir 100 wanita di perkosa selama demo anti Mursi di lapangan Tahrir, menunjukkan mental bejat sebagian pendemo. Teramat wajar bila sebagai manusia kita prihatin dan tidak percaya bahwa mereka adalah Agent of Change yang membawa Mesir menjadi lebih baik. Yang jelas kebenaran sedang tumbang di Mesir saat ini. []
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda