JAKARTA - Bagaimana kawula muda bisa membangun Indonesia jika mereka
saja tidak hafal lagu kebangsaan Indonesia Raya? Padahal dalam lirik
lagu tersebut secara implisit disebutkan gagasan untuk membangun
Nusantara.
Pendapat tersebut diungkapkan Rektor Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Ganjar Kurnia saat memberikan kuliah umum Pendidikan Kewarganegaraan kepada mahasiswa baru program Sarjana Unpad Tahun Akademik 2013/2014. Dalam kesempatan itu, dia memaparkan kuliah bertema “Bangunlah Jiwa Untuk Indonesia Raya.”
Menurut Ganjar, gagasan untuk membangun Indonesia Raya secara implisit ada di lirik lagu wajib Indonesia Raya. Sayang, yang terjadi saat ini banyak orang Indonesia yang tidak hafal lirik Indonesia Raya.
"Selain tidak hafal, tata cara untuk menyanyikannya pun sudah tidak tepat. Bagaimana kita bisa mengisi kemerdekaan kalau lagu Indonesia Raya saja tidak hafal dan tata caranya tidak tepat?” papar Ganjar, seperti dikutip dari situs Unpad, Selasa (3/9/2013).
Dia mengungkap, wujud lain dari mengisi kemerdekaan RI dengan mengisinya sesuai cita-cita bangsa pada awal proklamasi. Sebagaimana tercermin dalam Pembukaan UUD 1945, kemerdekaan didasarkan atas rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa.
“Kemerdekaan adalah amanah dari para pendiri bangsa dan perlu dipertanggungjawabkan. Bentuk pertanggungjawabannya dengan mensyukuri dan mengisinya, bukan malah mengkhianati cita-cita awal bangsa Indonesia,” tegasnya.
Setelah 68 tahun merdeka, kenyataannya bangsa ini masih memiliki banyak masalah dan melenceng dari cita-cita awal. Ganjar mengungkap, Indeks Prestasi Manusia (IPM) Indonesia masih berkisar di peringkat 124 dari 187 negara di dunia. Demikian pula untuk Indeks Korupsi yang masih menduduki peringkat ke-100.
“Belum lagi masalah kerusakan lingkungan, pengangguran terbuka, dan kemiskinan. Semuanya masih belum sesuai harapan,” bebernya.
Padahal, lanjutnya, Indonesia memiliki kekuatan untuk maju, yaitu kekayaan sumber daya alam, manusia, teknologi, kekayaan budaya, dan adanya pemerintahan. Namun, aspek-aspek tersebut belum mampu menjadi kekuatan terbesar bangsa Indonesia. “Bagaimana kita bisa mengembangkan aspek tersebut kalau kita sendiri tidak membangun karakter jiwa bangsa?” urai Ganjar.
Oleh karena itu, di hadapan para mahasiswa baru, Ganjar pun mengajak mereka untuk membangun kembali karakter jiwa bangsa Indonesia. Karakter tersebut, tambahnya, akan tecermin dalam setiap watak, moral, akhlak, dan perilaku.
“Minimal kita harus bangun revolusi tiga kata, selalu ucapkan salam, minta maaf, dan terima kasih kepada siapa pun. Ingat, masa depan Indonesia itu ada di tangan kalian,” tandasnya.
Kuliah umum tersebut digelar oleh UPT E-learning Unpad dan diikuti oleh mahasiswa Unpad Tahun Akademik 2013/2014 melalui teleconference di setiap fakultas. Sementara di Bale Sawala, kuliah umum ini dihadiri oleh mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) dan Fakultas Teknik Geologi (FTG).(okezone/3/9/13)
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda