Umat Inisiator => Analisa realita, acara TV makin bahaya, maksiat
merajalela. => Teringat solusi utama adalah kembali kepada Al-Qur'an.
=> Problemnya umat malasssssssssss. Tapi kalau ramai-ramai SEMANGAT.
=> Cling muncul ide; ODOJ. Subhanallah. Sebaran kebajikan ODOJ
dirasakan.
Umat Komentator => Analisa peristiwa. Apapun dikomentari. TV diharamkan, tapi masih ditonton. Mengeluh maksiat makin merakyat. Tapi kalau ada dangdutan, merem melek. Dipikirannya tidak ada solusi. Hobinya lempar telunjuk: Gara-gara Demokrasi. Gara-gara Politik. Akibat ustadz-Kiai-. Nah pas ketika ada ODOJ. Ia komentar, "Apaan ODOJ? Gak ada Sunnahnya tahu? Ih amit-amit ... Sehalaman pun ia gak pernah khatam.
Dari ODOJ lahir ODOP One Day One Page, Menghafal Alqur'an 1 Halaman Perhari. Umat Inisiator, semangat mendaftar. Komentar paling pahit; "Berat memang. Tapi bismillah!" Komentar paling positif, "Siap ... biar ana jadi relawannya!"
Umat komentator, "Alaah ... ngapalin doang. Qur'an itu untuk diamalkan bukan dihafalkan!" Pedeeeesnya! Tambah lagi komennya, "NGerti kagak, pake belagu ngapalin Qur'an!" Dia sendiri baca Al-Kafirun gak selesai-selesai.
****
Banjir menerjang.
Umat Inisiator => "Terjunkan relawan. Koordinasikan bantuan. Backup semua kebutuhan. Suplai air minum. Tentukan titik-titik banjir dan tempat evakuasi." Kebetulan supaya mudah koordinasi, seperti tim sepakbola, para relawan ini a! mengenakan seragam; ada PKS, Relawan Indonesia, Kepanduan, BSMI, Rumah Zakat.
Umat komentator => Duh banjir aja jadi sarana kampanye! Dasar tukang jualan agama! Politik memang gak ada ikhlasnya dah mati nuraninya! Dibuatkan puisi yang isinya menyindir. Dia sendiri hanya berpangku tangan!
Lainnya banyak. Tinggal memilih!
Nandang BUrhanudin
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda