KLATEN – Sukiyat, pengusaha bengkel di Klaten yang
selama ini menjadi salah satu mitra dalam perakitan mobil Esemka,
mengaku bahwa mobil yang dirakitnya sebetulnya hampir semua komponennya
mencomot dari komponen mobil produk lain.
“Yang betul-betul saya buat sendiri adalah chasis dan body mobilnya,” ujar Sukiyat dalam wawancara dengan Espos di kantornya, Sabtu (3/3/2012).
Pengusaha bengkel itu mengatakan dirinya tidak berbohong soal mobil Esemka. “Mobil itu hanya hasil praktek sejumlah siswa Esemka Trucuk. Jadi saya juga bingung dan kaget kalau kemudian mobil Esemka ini diklaim sebagai mobil nasional.”
Sukiyat, salah satu orang yang ikut merakit mobil Esemka dan
belakangan didepak dari proyek Esemka, mengaku bahwa mobil yang
dirakitnya menggunakan sejumlah komponen dari mobil lain. “Mana bisa
Indonesia memproduksi gigi transmisi, sehingga saya beli komponen buatan
Cina di Surabaya,” ujar Kiyat lagi.
Menurut Sukiyat, sebetulnya proyek SMK itu sudah macet pada tahun
2002, karena kekurangan biaya. Namun, setelah dia terjun dan memberi
kesempatan kepada para siswa SMK Trucuk untuk praktek kerja, barulah
proyek perakitan ini bisa berjalan kembali.
Gardan mobil L-300 yang dipasang di mobil Esemka dan dirakit seorang montir di Solo |
“Masalah muncul ketika mobil hasil rakitan ini kemudian dibawa ke
Solo untuk dipamerkan di SMK 2, Solo, dan kemudian diklaim sebagai
(calon) mobil nasional oleh Walikota Solo Jokowi,” beber Kiyat lebih
jauh. [solopos]
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda