E Magazine - Jika
Anda membaca Artikel Saya sebelumnya mengenai Nomor Urut PKS dan hikmah
setiap nomor urut yang PKS terima setiap Pemilu, Anda bisa membacanya
sekali lagi dalam Artikel yang berjudul “ Antara PKS, Nomor Urut Peserta Pemilu dan Kaitannya Dengan Surat-Surat Dalam Al-Qur’an“,
Maka Anda akan menemukan fakta begitu banyak PKS mengajarkan kepada
bangsa ini tentang bagaimana berpolitik, berpartai, berdemokrasi dan
berislam, berbangsa serta bernegara secara tulus, fokus dan serius.
Ketika PKS mendapatkan nomor urut 16 yang mengantarkan PKS bisa menjuarai DKI Jakarta, Ketika itu PK berganti nama dengan PKS (Partai Keadilan Sejahtera) disebabkan tidak lulus Elektoral Treshol saat itu, Menjelang Pemilu 2004, PKS mendapatkan No Urut 16 dari 24 Peserta Pemilu kala itu, Mari Kita kaji kaitan No Urut 16 dan hubunganya dengan QS. An-Nahl.
Surat ini terdiri atas 128 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Surat ini dinamakan An Nahl yang berarti lebah karena di dalamnya, terdapat firman Allah s.w.t. ayat 68 yang artinya : “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah.” Lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah dengan Al Quranul Karim. Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan dia menjadi obat bagi bermacam-macam penyakit manusia (lihat ayat 69). Sedang Al Quran mengandung inti sari dari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada Nabi-nabi zaman dahulu ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. (Lihat surat (10) Yunus ayat 57 dan surat (17) Al Isra’ ayat 82). Surat ini dinamakan pula “An Ni’am” artinya nikmat-nikmat, karena di dalamnya Allah menyebutkan pelbagai macam nikmat untuk hamba-hamba-Nya.
Apa kata Kuncinya? Ya, MANFAAT, Pada masa ini PKS banyak memberikan manfaat kepada Masyarakat hingga kini masih terasa, misalnya pendirian lembaga-lembaga pendidikan seperti PAUD, Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu (TKIT), SDIT, SMPIT dan SMU-IT dan seterusnya, PKS membuat Lembaga-Lembaga Amil Zakat baik tingkat Nasional maupun di daerah-daerah, Ta’lim-ta’lim Umum, Kuliah Dhuha disetiap Masjid dan memasukan Mentoring Ke Islaman didalam Pelajaran Agama Islam di Sekolah dan Kampus di seluruh Indonesia, Membumikan Zakat dengan lahirnya Undang-Undang Zakat, Mendirikan Ma’had-Ma’had yang berafliasi dengan Perguruan tinggi di Timur Tengah, Kembalinya Lulusan-lulusan Madinah, Yaman, Sudah, Mesir ke Indonesia untuk memberikan Pendidikan Ke-Islaman di Masyarakat Indonesia, Mulai mengirim Mahasiswa-Mahasiswa yang terbina secara Akhlaqnya ke berbagai Perguruan Tinggi di belahan dunia dengan berbagai disiplin ilmu, Mahasiswa ini di didik hingga tingkat Doktoral yang akan pulang ketika panggilan dakwah itu datang untuk membangun Indonesia.
Program-Program Sosial inipun di ikuti banyak Partai, Ambulan Gratis, Foging Gratis, Bazar Murah, Pengobatan Gratis dan sebagainya. Intinya Menebar Manfaat, Jika ada Partai lain mengikuti maka itulah harapnya sehingga masyarakat benar-benar mendapatkan manfaat dengan kehadiran Partai-Partai di Indonesia, buat apa ada Partai jika tidak memberikan Manfaat.
Anda tahu apa yang terjadi, AKTIVITAS MANFAAT adanya Partai Politik ini diikuti hampir semua Partai, PDI-P dan Golkar bersama DEMOKRAT yang notabene banyak uangnya melakukan hal yang sama, mulai banyak Partai Politik yang memberikan “Manfaat” kepada rakyat dengan aktivitas Sosialnya selain berpolitik dan menjadi peserta Pemilu dan itulah yang diharapkan PKS sebenarnya, ketika semua Partai sudah dirasakan manfaatnya oleh rakyat yang bukan hanya hadir pada saat menjelang pemilu maka rakyat akan merasakan banyak manfaat dari kehadiran Politik dan Partai Politik sebagai ajang pendidikan politik kepada mereka.
Tetapi, Saya Sedih….
Ketika Kampanye perdana, Ketika semua Partai berusaha memberikan gebyar dan show of force bahwa dirinya masih banyak pendukung hanya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang terlihat meriah dalam kampanye perdananya. Tidak hanya Puluhan Ribu tetapi Ratusan Ribu dan ini disaksikan awak Media, Fotografer diabadikan banyak Gadget dan diunggah di facebook. PKS menaklukan GELORA BUNG KARNO, Stadion kebanggan Bangsa Indonesia.
Mengapa Saya Sedih?
Saya sedih mengapa hanya PKS yang bisa? PKS sudah melakukan kecurangan, PKS telah curang dengan tidak mengajarkan kepada Partai-Partai lainnya bagaimana cara mendatangkan Kader dan Simpatisan sampai ratusan ribu tanpa uang dan tanpa nasi bungkus, PKS curang karena tidak mengajarkan kepada partai-partai lainya bagaimana Kader dan Simpatisan yang datang itu menggunakan Dana Sendiri, dari kantong sendiri. PKS telah curang karena tidak mengajarkan kepada Partai-Partai lainya bagaimana Konsep Tarbiyah “SUNDUQUNA JUYUBUNA” yang kini mendarah daging dalam kader dakwah untuk membiayai sendiri dakwah mereka dalam segala lini tanpa bergantung pada siapapun.
Inilah kecurangan PKS, PKS tidak mengajarkan ini. Tetapi apakah PKS yang curang atau Partai lain tidak belajar sebagaimana mereka pernah belajar dulu untuk memberikan Manfaat pada masyarakat dalam aktivitas sosial, membuat Ambulance gratis, Balai Pengobatan Gratis dll, Padahal mereka pernah belajar itu sebelumnya, 10 tahun yang lalu.
Suatu ketika ada Simpatisan Militan Partai Demokrat bertemu dengan Saya, Dia tahu sekali Saya Da’i (Pengajar) yang menyukai Gaya PKS dalam berpolitik, suatu ketika Dia Saya ajak “Ngaji” tetapi kemudian dia mengatakan “Dengan Ngaji di PKS bukan berarti Saya keluar dari Partai Demokrat, Saya Tetap Kader Demokrat” Begitu katanya.
Saya jawab begini : “Tidak Penting Anda di Partai Demokrat, PDI-P, Golkar, Gerindra, Hanura dll, tanpa melepas itupun Anda tetap Bangsa Indonesia yang harus mencintai bangsa ini, tanda cinta Anda adalah bagaimana Anda memperbaiki diri dengan terus mengkaji Islam sebagai Agama yang Anda yakini untuk bisa bertemu dengan Allah Swt, Sudahlah kawan…Saya tidak mau membahas Anda Kader Demokrat atau bukan, Saya hanya ingin Anda Mengkaji dan meningkatkan Staqofah Keislaman Anda, meningkatkan kedekatan Anda dengan Allah Swt, itu Saja”
Tapi Memang, Cinta itu takkan ada sebelum mengenal, Kini Dia telah mengenal, hari ini Kader Partai Demokrat itu jatuh cinta pada “PKS” dan menyatakan Memilih PKS pada Pemilu 2014 ini setelah sebelumnya memilih Partai Demokrat pada Pemilu 2009, Mengapa? Karena dia merasa bahwa Kader PKS lah yang membuatnya sadar bahwa menutup aurat dengan baik, Kini Dia Menutup Aurat.
Anda tahu apa yang terjadi sebenarnya? Begini, Keluarga Kader Partai Demokrat yang hedonis ini, yang ke Mall Trans Studio biasa hanya menggunakan celana pendek bahkan kebiasaan orang kaya biasanya tidak dandan dan menggunakan baju yang serba minim (seperti mau tidur malam hari) kalo jalan-jalan ke Mall, Kini dari Kader ini hingga Ibu dan kakak-kakaknya memutuskan BERJILBAB. Virus Kebaikan inilah yang ditawarkan PKS kepada siapapun.
Anda ingin melihat militansi dakwah yang lainnya? Ada seorang kakek tua usia 60 tahunan yang datang ke GBK untuk hadir dalam kampanye Perdana PKS di DKI Jakarta dengan hanya memacu kendaraanya, sebuah Sepeda Motor Tua tanpa diberi uang, tanpa dibekali apapun dan tanpa dikasih nasi bungkus Karena memang bukan pasukan Nasi Bungkus Hama Demokrasi itu.
Kakek tua ini bernama Mukhtar (60 Tahun) membiayai sendiri keberangkatanya, Untuk Apa? Untuk CINTA yang telah bergelayut didalam hatinya, CINTA kepada ALLAH Swt yang membuat Dirinya mencintai DAKWAH, Cinta kepada Bangsa dan Negara ini sepenuh hati. Terus menginspirasi, berbagi dan melayani demi perubahan menuju INDONESIA BARU yang lebih Baik
Sebelum menyebut PKS curang karena tidak mengajari, lebih baik belajar lagi mengapa Kita tidak berbuat sama seperti apa yang dilakukan Kader-Kader Dakwah itu…
Jakarta, 21 Maret 2014
ADI SUPRADI/Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan
Follow @assyarkhan on Twitter
Ketika Kampanye perdana, Ketika semua Partai berusaha memberikan gebyar dan show of force bahwa dirinya masih banyak pendukung hanya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang terlihat meriah dalam kampanye perdananya. Tidak hanya Puluhan Ribu tetapi Ratusan Ribu dan ini disaksikan awak Media, Fotografer diabadikan banyak Gadget dan diunggah di facebook. PKS menaklukan GELORA BUNG KARNO, Stadion kebanggan Bangsa Indonesia.
Mengapa Saya Sedih?
Saya sedih mengapa hanya PKS yang bisa? PKS sudah melakukan kecurangan, PKS telah curang dengan tidak mengajarkan kepada Partai-Partai lainnya bagaimana cara mendatangkan Kader dan Simpatisan sampai ratusan ribu tanpa uang dan tanpa nasi bungkus, PKS curang karena tidak mengajarkan kepada partai-partai lainya bagaimana Kader dan Simpatisan yang datang itu menggunakan Dana Sendiri, dari kantong sendiri. PKS telah curang karena tidak mengajarkan kepada Partai-Partai lainya bagaimana Konsep Tarbiyah “SUNDUQUNA JUYUBUNA” yang kini mendarah daging dalam kader dakwah untuk membiayai sendiri dakwah mereka dalam segala lini tanpa bergantung pada siapapun.
Inilah kecurangan PKS, PKS tidak mengajarkan ini. Tetapi apakah PKS yang curang atau Partai lain tidak belajar sebagaimana mereka pernah belajar dulu untuk memberikan Manfaat pada masyarakat dalam aktivitas sosial, membuat Ambulance gratis, Balai Pengobatan Gratis dll, Padahal mereka pernah belajar itu sebelumnya, 10 tahun yang lalu.
Suatu ketika ada Simpatisan Militan Partai Demokrat bertemu dengan Saya, Dia tahu sekali Saya Da’i (Pengajar) yang menyukai Gaya PKS dalam berpolitik, suatu ketika Dia Saya ajak “Ngaji” tetapi kemudian dia mengatakan “Dengan Ngaji di PKS bukan berarti Saya keluar dari Partai Demokrat, Saya Tetap Kader Demokrat” Begitu katanya.
Saya jawab begini : “Tidak Penting Anda di Partai Demokrat, PDI-P, Golkar, Gerindra, Hanura dll, tanpa melepas itupun Anda tetap Bangsa Indonesia yang harus mencintai bangsa ini, tanda cinta Anda adalah bagaimana Anda memperbaiki diri dengan terus mengkaji Islam sebagai Agama yang Anda yakini untuk bisa bertemu dengan Allah Swt, Sudahlah kawan…Saya tidak mau membahas Anda Kader Demokrat atau bukan, Saya hanya ingin Anda Mengkaji dan meningkatkan Staqofah Keislaman Anda, meningkatkan kedekatan Anda dengan Allah Swt, itu Saja”
Tapi Memang, Cinta itu takkan ada sebelum mengenal, Kini Dia telah mengenal, hari ini Kader Partai Demokrat itu jatuh cinta pada “PKS” dan menyatakan Memilih PKS pada Pemilu 2014 ini setelah sebelumnya memilih Partai Demokrat pada Pemilu 2009, Mengapa? Karena dia merasa bahwa Kader PKS lah yang membuatnya sadar bahwa menutup aurat dengan baik, Kini Dia Menutup Aurat.
Anda tahu apa yang terjadi sebenarnya? Begini, Keluarga Kader Partai Demokrat yang hedonis ini, yang ke Mall Trans Studio biasa hanya menggunakan celana pendek bahkan kebiasaan orang kaya biasanya tidak dandan dan menggunakan baju yang serba minim (seperti mau tidur malam hari) kalo jalan-jalan ke Mall, Kini dari Kader ini hingga Ibu dan kakak-kakaknya memutuskan BERJILBAB. Virus Kebaikan inilah yang ditawarkan PKS kepada siapapun.
Anda tidak mesti menjadi PKS, Tetapi Kecintaan Anda pada Agama Anda, Keyakinan Anda, Bangsa dan Negara Anda harus meningkat dari hari ke hari dengan meningkatnya Ruhiyah Anda, meningkatnya Ketaqwaan Anda kepada Allah Swt. ITU YANG PENTING.
Anda ingin melihat militansi dakwah yang lainnya? Ada seorang kakek tua usia 60 tahunan yang datang ke GBK untuk hadir dalam kampanye Perdana PKS di DKI Jakarta dengan hanya memacu kendaraanya, sebuah Sepeda Motor Tua tanpa diberi uang, tanpa dibekali apapun dan tanpa dikasih nasi bungkus Karena memang bukan pasukan Nasi Bungkus Hama Demokrasi itu.
Kakek tua ini bernama Mukhtar (60 Tahun) membiayai sendiri keberangkatanya, Untuk Apa? Untuk CINTA yang telah bergelayut didalam hatinya, CINTA kepada ALLAH Swt yang membuat Dirinya mencintai DAKWAH, Cinta kepada Bangsa dan Negara ini sepenuh hati. Terus menginspirasi, berbagi dan melayani demi perubahan menuju INDONESIA BARU yang lebih Baik
Sebelum menyebut PKS curang karena tidak mengajari, lebih baik belajar lagi mengapa Kita tidak berbuat sama seperti apa yang dilakukan Kader-Kader Dakwah itu…
Jakarta, 21 Maret 2014
ADI SUPRADI/Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan
Follow @assyarkhan on Twitter
---
Komentar anda
MasyaAlloh...
BalasHapusbegitulah cara Allah mengajarkan kepada kita tentang sunduquna juyubunna
Dulu saya hanya simpatisan PKS, dan berkata kepada seseorang "Saya tidak mau terlibat polotik,termasuk PKS". Dan ternyata sebaliknya. Saya ikut bergerak didalamnya. Tak ada yang sempurna, termasuk partai ini. Tapi kalau tidak kita sendiri yang mau belajar memperbaiki diri, lalu siapa lagi?