Breaking News
Loading...
Minggu, 16 November 2014

Info Post

Oke gan, ini thread pertama ane...
Maaf klo agak berantakan. maaf gan klo misalnya ane repost, tapi ini beneran ane buat sendiri karena ane nyari nya dari semua sumber.
ane cuma ngerasa prihatin aja sama Mantan Pejuang Perang kita untuk merebut kemerdekaan dari para penjajah. sekarang mereka benar" diupakan dan di abaikan oleh pemerintah...

1) Sinto - Di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Seorang pelaku sejarah pertempuran 10 November 1945 Surabaya harus bertahan hidup sebagai penarik becak.
Di usianya yang sudah sangat renta, Sinto yang juga mantan prajurit Hizbullah ini tinggal di dalam rumah bambu yang reyot dan nyaris roboh di desa Gandu, kecamatan Bagor, kabupaten Nganjuk.
Tamirja
2) Tamirja, seorang pejuang berusia 102 tahun, kini hidup tak layak di sebuah gubug berukuran 3x4 meter persegi di kaki Bukit tengah hutan. Menyisakan kisah pilu bagi seorang mantan Pejuang asal Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Tamireja bekerja sebagai kurir pengantar surat, senjata dan peluru. Pekerjaan inilah yang dia manfaatkan untuk memasukkan pejuang Indonesia ke dalam Gudang senjata untuk mengambil senjata penjajah.

Abdurrahim Hasibuan
3) Abdurrahim Hasibuan - Pejuang kemerdekaan Republik Indonesia yang berada diwilayah Angkola Sipirok atau sekarang disebut dengan kecamatan Sipirok kabupaten Tapanuli Selatan. Setelah Republik Indonesia mengalami kemerdekaan, tahun 1945 hingga 1950, ia ditugaskan ke Medan untuk melawan penjajah yang masih tertinggal. Namun karena kerasnya kehidupan militer, pada tahun 1950 ia memutuskan untuk mengakhiri karirnya dibidang Militer. Ia pulang dari Medan dan menjadi Kepala Pasar di Pajak Batu Kota Psp.
“Sewaktu saya ditugaskan di Medan Tembung, hampir 3 tahun saya tidak pernah di gaji Pemerintah, yang ada hanya makan secukupnya. Dengan melihat kondisi seperti itu, saya pun memutuskan untuk tidak menjadi Militer lagi. Dari tahun 1950 saya menjadi pegawai hingga pensiun.” 
Gunawan
4) Gunawan, mantan Kopral yang sekarang 80 tahun, ia harus bekerja sebagai sopir alat berat di Jambi. Sewaktu muda dia berjuang di kesatuan Kompi Merdeka Resimen Sumatera era 1948. Gunawan menjadi teknisi berbagai alat perang untuk mengusir penjajah Belanda yang membonceng NICA (Netherland Indie Civil Administration) dari daratan Sumatera baagian tengah. Meski sejumlah dokumen menyatakan pejuang, Gunawan tetap tak dapat mencicipi dana Pensiun Veteran. Dilupakan negara tidak menyudutkan hidupnya. Gunawan juga tak mau berpangku tangan, dia bertekad terus berjuang seumur hidup umtuk terus bertahan di negeri ini. 
Silam
5) Silam, seorang lelaki tua yang tinggal di Desa Pelang, kecamatan Kembangbahu, Lamongan Jawa Timur. Ia menjadi tukang sapu di gereja dan balai desa Pelang. Untuk pekerjaannya itu ia mendapatkan upah sebesar Rp. 30 hingga Rp. 40 ribu per bulan. Jumlah yang sangat kecil jika dibandingkan mahalnya harga kebutuhan saat ini. Namun, uang sejumlah itu baginya sangat berharga untuk tambahan uang pensiunnya Rp. 600 ribu per bulan. Meski demikian, Silam cukup bangga dengan apa yang dilakukannya. Pada usianyayang menjelang satu abad, ia tetap tidak membebani orang lain.
Sidik
6) Sidik – merupakan pejuang kemerdekaan yang tergabung dalam Tentara Pelajar Nasional, mamasuki 90 tahun lebih. Warga desa Brumbung kecamatan Mranggen, ini telah pikun dan sering keluar umah sendirian, tak jarang ia juga membawa senjata tajam sehingga membahayakan dirinya sendiri dan orang lain.
Ini tambahan foto "pejuang kita yang TERLUPAKAN".





  (Kaskus)
---
Komentar anda

0 komentar:

Posting Komentar

PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda