Breaking News
Loading...
Selasa, 18 November 2014

Info Post

Masyarakat Perkotaan atau Pedesaan?
Jujur masyarakat Pendesaanlah yang paling sengsara.
Kesengsaraan pertama adalah, kebanyakan masyarakat desa khususnya masyarakat yang jauh dari jalan raya negara tidak dapat membeli BBM langsung pada SPBU. mereka memilih membeli pada penjual eceran disebabkan jarak SPBU dengan desa mereka rata-rata diatas 20 km bahkan lebih.


Bayangkanlah! untuk membeli bensin saja mereka telah menghabiskan seliter bensin. maka solusi terbaik adalah membeli di pengecer yang ada di desanya. maka jangan berharap mereka mendapatkan harga 8500. namun melambung antara 9500 hingga 10.000 rupiah.

Kesengsaraan kedua adalah, kebanyakan masyarakat desa menjual hasil tani dan ladangnya ke kota. dengan naiknya BBM, maka biaya angkutan juga ikut naik sedangkan disaat yang sama daya beli masyarakat kota menurun karena di dera kenaikan BBM. pada dasarnya penduduk kota akan melakukan penyesuaian budget ketika BBM naik. apa yang bisa di sesuaikan ketika BBM baik? yang paling gampang di sesuaikan adalah pembelian kebutuhan pokok sehari-hari. mereka akan menurunkan pembelian pada sayur mayur, buah-buahan, beras yang berkualitas tinggi, anyaman bambu, produk home industri pendesaan dan lain-lain. maka dua pukulan besar bagi masyarakat pendesaan adalah: naiknya biaya produksi disertai turunnya pembelian.

Ada tambahan, khususnya penjualan sayur mayur, mereka tidak bisa menaikkan harga sesuka hati karena sayur mayur termasuk dalam komponen undurable good. barang yang tidak tahan lama. kebayangkan bila barang-barang seperti bayam tidak dijual dalam 24 jam apa yang terjadi?tomat atau jeruk yang tidak dijual dalam waktu seminggu? kubis? wortel? dan jenis sayuran lainnya. barang itu akan busuk dan malah tidak berharga sama sekali.

Tambahan lagi, karena BBM adalah barang yang mempengaruhi harga barang lain, maka kenaikan BBM adalah pintu gerbang dari kenaikan tarif listrik, tarif gas, tarif surat menyurat, tarif angkutan umum, tarif pengiriman barang, tarif bahan baku, tarif pajak dan bea cukai, hingga tarif nasi padang di rumah makan terdekat.

Maka, silahkan bayangkan sendiri, bagaimana efek kenaikan BBM bagi puluhan juta nelayan dan petani yang selama ini sudah sulit menyekolahkan anak-anaknya hingga bangku kuliah.

Pesan saya khusus kepada adik-adik mahasiswa di Unsyiah, UIN Ar Raniry serta semua universitas di Indonesia. Tolong berhematlah dik, jangan beratkan orang tua di kampung. bila pemerintah sudah dzalim kepada orang tua kita , jangan ikut-ikutan memberat keduanya. potonglah biaya bulanan. bertahanlah sekuat tenaga!

Untuk pendukung pak jokowi yang senang dengan kenaikan BBM karena indonesia kaya raya. mohon buka mata anda baik-baik. semoga anda tidak menjadi orang buta dan tuli ditengah teriakan kesakitan rakyat indonesia. sebelum berlaku ayat Albaqarah kepada anda:

(18) صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لاَ يَرْجِعُوْنَ

Mereka tuli, bisu, dan buta maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar).
---
Komentar anda

0 komentar:

Posting Komentar

PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda