Jujur masyarakat Pendesaanlah yang paling sengsara.
Kesengsaraan pertama adalah, kebanyakan masyarakat desa
khususnya masyarakat yang jauh dari jalan raya negara tidak dapat membeli BBM
langsung pada SPBU. mereka memilih membeli pada penjual eceran disebabkan jarak
SPBU dengan desa mereka rata-rata diatas 20 km bahkan lebih.
Bayangkanlah! untuk membeli bensin saja mereka telah
menghabiskan seliter bensin. maka solusi terbaik adalah membeli di pengecer
yang ada di desanya. maka jangan berharap mereka mendapatkan harga 8500. namun
melambung antara 9500 hingga 10.000 rupiah.
Kesengsaraan kedua adalah, kebanyakan masyarakat desa menjual
hasil tani dan ladangnya ke kota. dengan naiknya BBM, maka biaya angkutan juga
ikut naik sedangkan disaat yang sama daya beli masyarakat kota menurun karena
di dera kenaikan BBM. pada dasarnya penduduk kota akan melakukan penyesuaian
budget ketika BBM naik. apa yang bisa di sesuaikan ketika BBM baik? yang paling
gampang di sesuaikan adalah pembelian kebutuhan pokok sehari-hari. mereka akan
menurunkan pembelian pada sayur mayur, buah-buahan, beras yang berkualitas
tinggi, anyaman bambu, produk home industri pendesaan dan lain-lain. maka dua
pukulan besar bagi masyarakat pendesaan adalah: naiknya biaya produksi disertai
turunnya pembelian.
Ada tambahan, khususnya penjualan sayur mayur, mereka tidak bisa
menaikkan harga sesuka hati karena sayur mayur termasuk dalam komponen
undurable good. barang yang tidak tahan lama. kebayangkan bila barang-barang
seperti bayam tidak dijual dalam 24 jam apa yang terjadi?tomat atau jeruk yang
tidak dijual dalam waktu seminggu? kubis? wortel? dan jenis sayuran lainnya.
barang itu akan busuk dan malah tidak berharga sama sekali.
Tambahan lagi, karena BBM adalah barang yang mempengaruhi harga
barang lain, maka kenaikan BBM adalah pintu gerbang dari kenaikan tarif
listrik, tarif gas, tarif surat menyurat, tarif angkutan umum, tarif pengiriman
barang, tarif bahan baku, tarif pajak dan bea cukai, hingga tarif nasi padang
di rumah makan terdekat.
Maka, silahkan bayangkan sendiri, bagaimana efek kenaikan BBM
bagi puluhan juta nelayan dan petani yang selama ini sudah sulit menyekolahkan
anak-anaknya hingga bangku kuliah.
Pesan saya khusus kepada adik-adik mahasiswa di Unsyiah, UIN Ar
Raniry serta semua universitas di Indonesia. Tolong berhematlah dik, jangan
beratkan orang tua di kampung. bila pemerintah sudah dzalim kepada orang tua
kita , jangan ikut-ikutan memberat keduanya. potonglah biaya bulanan.
bertahanlah sekuat tenaga!
Untuk pendukung pak jokowi yang senang dengan kenaikan BBM
karena indonesia kaya raya. mohon buka mata anda baik-baik. semoga anda tidak
menjadi orang buta dan tuli ditengah teriakan kesakitan rakyat indonesia.
sebelum berlaku ayat Albaqarah kepada anda:
(18) صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لاَ يَرْجِعُوْنَ
Mereka tuli, bisu, dan buta maka tidaklah mereka akan kembali
(ke jalan yang benar).
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda