Saat sebelum merdeka, umat
Islam terdepan melawan penjajahan dan kesewenang-wenangan. Jihad menjadi
panggilan jiwa, melawan Belanda, Portugis, Sekutu yang mendompleng Kristenisasi
Nusantara demi monopoli menguasai SDA Nusantara.
Usai merdeka, umat Islam
sepakat membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tidak "ngotot"
saat harus menghilangkan 7 Kata di Piagam Jakarta yang menjamin kebebasan umat
Islam dalam bersyariat. Malah umat Islam tidak menolak, saat azas Indonesia
bukan azas Islam tapi Pancasila.
Era Soekarno awal nestapa
umat Islam. Paham Nasakom (Nasionalis-Agamais-Komunis) menjadi paham yang
dipaksakan. Umat Islam resah. Soekarno menyingkirkan rekan seperjuangan dari
kalangan Islamis: M. Natsir, Syafruddin, Daoed Beureuh, dkk dimarjinalkan.
Hingga Orde Baru dimulai.
Orde Soeharto menjadi babak
baru. Tapi nasib umat Islam tak beranjak membaik. Soeharto di awal kekuasaan
cenderung menjadikan Islam hanya sekadar simbol. Pengajaran huruf Arab Jawi
(Arab Melayu) ditiadakan. Isu SARA mulai mengemuka. Kaum Islamis diburu. Hingga
puncaknya pada pemenjaraan tokoh-tokoh Islam. Hingga Soeharto lengser dan Orde
Reformasi datang.
Berharap pada BJ Habiebie.
Order Reformasi justru menjadi puncak kejayaan etnis China Indonesia. Gus Dur
mengeluarkan kebijakan, menjadikan etnis China sebagai warga negara penuh,
agama Konghuchu menjadi agama resmi, dan Gong xi Pa Chai menjadi hari libur
negara.
Gusdur digantikan Megawati.
Umat Islam making dinista. AM. Hendroprioyono membangkitkan kembali isu-isu
terorisme. Targetnya jelas. Kalangan Islamis yang bercirikan: rajin ke masjid,
berjanggut, dan rajin mengaji. Di era Megawati, asset-asset vital dilelang
murah. Korupsi merajalela. Hingga SBY berkuasa mengalahkan Mega.
Di era SBY, harmoni
terjalin erat. SBY menampilkan kebijakan proporsional. Kalangan Islamis
dirangkul, bahkan diberi posisi penting. Di era SBY, kegiatan takbir Akbar,
Dzikir Nasional semarak. Lahir dai-dai muda dari mulai AaGym, Ust. Yusuf
Mansur, Ust. Arifin Ilham. Namun saking terbukanya, SBY memberi angin segar
pada aktivitas Syiah dan aliran sesat.
Kini di era Jokowi, umat Islam
mengalami surut luar biasa. Seakan era Jokowi adalah puncak keburukan
pemerintahan Indonesia. Anehnya, semua dibungkam. Seiring dengan media yang
dimiliki cukong-cukong bermasalah di Indonesia.
Dari ragam pemerintahan di
atas, saya memahami beberapa hal:
Pertama: Penyebab
kemunduran umat Islam adalah, kerusakan rezim yang memerintah. Karena kaidah
berlaku, "Rakyat itu sangat tergantung dengan agama (ideologi)
pemimpinnya."
Kedua: Rusaknya sistem
peradilan dan aparat penegak hukum, yang selalu tajam ke bawah namun tumpul ke
atas. Terlebih mentalitas aparat hukum yang selalu membela yang bayar.
Ketiga: Pudarnya peran
ulama dan kaum cendekia yang cenderung menjadi "tukang stempel"
kebijakan pemerintah.
Bayangkan, saat ini, umat
Islam Indonesia jangankan membicarakan sistem khilafah, membicarakan agar bisa
konsisten shalat 5 waktu saja menjadi sangat langka. Tragisnya, membicarakan
ideologi Islam pun menjadi barang mahal. Mengingat proses pemiskinan berjalan
di setiap periode, tanpa pernah disadari umat Islam kebanyakan!
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda