Assalamualaikum wr wb.
Apakabar saudara-saudari di Indonesia? Kami di Gaza sekarang sedang menghadapi
musim dingin yang ekstrim. Mohon doa dari anda semuanya.
Saya
sendiri dan Gaza, Alhamdulillah tetap menggantung tawakkal hanya kepada Allah
Taa’la.
Terus
terang, kami sangat rindu dengan saudara-saudari kami dari Indonesia, kalian di
hati orang-orang gaza punya nilai tersendiri, kalian selalu di hati kami.
Gaza,
hari-hari ini sedang mengahadapi blokade yang sangat kuat, bahkan kian hari
semakin kuat mencengkeram kami.
Listrik
yang semestinya tersedia 24 jam, kini hanya bisa kami nikmati hanya 4 sampai 6
jam sehari, dan selama beberapa jam, itu bisa jadi terputus selam 5 kali, berat
memang menggambarkannya.
Lalu
dengan kondisi itu, saat ini kami juga menghadapi musim dingin yang begitu
ekstrim, kami sangat membutuhkan sumber listrik untuk keperluan di musim ini.
Kami
mencoba alternatif lain untuk sekedar penerangan dan penghangat, dengan kayu
dan lilin. Namun sayang, lilin dan kayu ini jadi petaka lain, di beberapa
keluarga kami, bahkan sampai ada rumah yang terbakar beserta anggota
keluarganya, berat, namun ini yang sedang kami alami di Gaza.
La
haula wala quwwata illa billah, kepada Mu ku serahkan ini semua.
Barangkali
saudara pernah menyaksikan kondisi warga yang pemukiman dan rumah rumah mereka
hancur, miris melihatnya. Mereka bikin kemah dan tenda seadanya, ketika angin
kencang datang, tenda mereka terbang tersapu angin, dingin mencekam. Sementara
kami sindiri, tidak bisa berbuat banyak untuk mereka, karena juga kondisi kami
hampir sama.
Tentang
para pegawai Gaza, punya cerita tersendiri. Sampai hari ini merek belum
memperoleh gaji yang menjadi hak mereka. Setahun sudah berlalu, mereka belum
menerima, hingga untuk sekedar membeli lilin untuk penerangan rumah mereka juga
susah. Sebenarnya, masih banyak lagi tentang kisah mereka, saya rasa itu cukup
mengambarkan keadaan mereka.
Belum
lagi masalah perbatasan, kami hanya memandang dari jauh, pintunya hingga kini
juga enggan untuk dibuka, tertutup untuk kami, orang-orang Gaza, kenapa?
Kami
ingin umrah saja tidak bisa, ingin mengadu di rumah Allah, hingga sekarang
pintu perbatasan itu kami tunggu untuk dibuka, nyatanya masih ditutup rapat.
Hingga yang sakit banyak yang belum tertolong, dan pengiriman obat pun tak ada
yang datang.
Gaza
seolah sendiri dan sendiri. Masih adakah yang menaruh asa kepada Gaza selain
Allah yang Maha Kuasa?
Namun,
kami tetap yakin, Gaza masih tegar, tidak akan goyah. Masih mampu bertahan dari
kezaliman Zionis, sabar dengan dingin yang mencekam, maupun blokade yang
berkepanjangan. Dan tentu, untuk al Aqsha sedikitpun kami tidak akan mundur dan
berlepas diri.
Gaza
sampai kapanpun selalu dan selalu mencintai dan membela Al Aqsha, insya Allah.
Wassalam,
Izzah
Gaza City, 7 Januari 2015. (sumber)
Terkait:
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda