Bak dalam film gangster Hollywood, tiga pria bertopeng merangsek masuk ke
kantor redaksi koran mingguan Perancis "Charlie Hebdo" di pusat kota
Paris. Timah panas yg berhamburan dari laras senjata mereka menebar maut. Dan
tercatat 12 orang tewas, termasuk pemred dan dua polisi.
Karena penembakan brutal itu dianggap lanjutan dari ancaman terhadap
Charlie Hebdo yg beberapa kali menampilkan karikatur (menghina) Nabi Muhammad
saw, dan ada saksi mata yg mendengar pelaku
meneriakkan "Allahu Akbar" maka Dunia (Barat) pun geger.
Charlie Hebdo memang media satire yg acap memakai nabi/rasul dan tokoh keagamaan
sebagai material pokoknya. Bukan hanya Islam dan Nabi Muhammad saw. Tapi
seharusnya mereka paham, umat Islam sangat menghormati agama dan nabinya. Maka
sangat sensitif bila dijadikan obyek lelucon. Dan itu sudah sering dibuktikan
umat Islam di seluruh dunia.
Lalu kenapa masih saja ada orang iseng menjadikan Islam dan Nabi Muhammad
saw sebagai bahan lelucon dengan semangat menghina?
Biasanya mereka memang berlindung di balik tabir demokrasi. Tapi ini
konyol. Sebab untuk hal yg kurang lebih sama mereka bisa menjaganya.
Buktinya, kalau ada yg menghina Yahudi mereka sebut "AntiSemit"
dan untuk para penista orang kulit hitam (Negro) dianggap "Racist"
dan bakal dikutuk famai-ramai. Bahkan FIFA mengancam hukuman bagi pemain bola
yg rasis.
Tapi kenapa kalau ada kasus penghinaan terhadap Islam dan Nabi Muhammad
saw dan (ada) umat Islam yg marah mereka melindunginya dng jargon "Freedom
of Speech" atau "Kebebasan Berekspresi"? Sungguh diskriminatif,
kan! @AdhieMassardi
Renungan Kamis 08:01:14
CHARLIE HEBDO
CHARLIE HEBDO
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda