Pemerintah Yordania mengecam keras pembunuhan
terhadap Al-Kaseasbeh. Pilot
Yordania itu ditangkap militan pada Desember lalu ketika pesawat F-16 yang ia
bawa jatuh di dekat Raqqa, Suriah,
daerah yang dikuasai IS. Dia adalah
satu-satunya pilot dari koalisi internasional pimpinan AS yang ditangkap hingga
saat ini.
Raja Abdullah II
dari Yordania, yang berada di Washington, langsung berbicara di
Jordan TV terkait tewasnya Al-Kaseasbeh. Ia, mendesak semua rakyat di Yordania
untuk bersatu. Tayangan itu mengonfirmasi tewasnya Al-Kaseasbeh.
"Ini adalah
tugas kita semua untuk bersatu dan menunjukkan nilai-nilai nyata Yordania dalam
menghadapi kesulitan ini," ujarnya.
Sementara itu, di
Ai, desa tempat tinggal pilot itu, kekerasan meletus dan kantor pemerintah
daerah dibakar. Saksi mengatakan, situasi sangat tegang, polisi anti huru-hara
berpatroli di sejumlah jalan.
Di tempat pertemuan
suku di AI, kerabat pilot telah menunggu selama berminggu-minggu untuk
mengetahui nasib Al-Kaseasbeh. Saat mendapat kabar pilot itu tewas, anggota
keluarga langsung menangis. Di luar tempat pertemuan, ratusan orang kemudian turun
ke jalan. Mereka meneriakkan: "Tidak ada Tuhan selain Allah dan martir
yang dicintai Allah."
Video pembakaran
pilot Yordania itu ditayangkan dengan tujuan menekan Yordania untuk
meninggalkan koalisi internasional yang terus menyerang IS.
Raja Yordania, yang
menjadi sekutu Barat, menyatakan, serangan melawan ekstremis sebagai
pertempuran atas nilai-nilai. Namun, sebenarnya, serangan udara terhadap sesama
Muslim sangat tidak populer di Yordania.
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda