n, bahkan salah satu
korban ada yang terkena enam tembakan di badan dan kepala.
Menurut anggota DPR RI asal Lampung Henry
Yosodiningrat, Kamis (7/5/2015), pihak keluarga protes karena korban tewas saat
marak kasus begal di sekitar wilayah Jabodetabek. "Menurut pengakuan
keluarga, kelima korban ini sebenarnya bekerja sebagai buruh pabrik, sopir dan
kernet, tapi malah dibunuh dengan cara sadis tanpa memberi surat pemberitahuan
penangkapan baik pada korban atau pun keluarga korban," kata dia.
Bahkan
ketika korban sudah tewas pun pihak keluarga tidak diberitahu secara resmi.
Mereka hanya mendapatkan pesan singkat selular (SMS) yang tak jelas siapa
pengirimnya. SMS itu memberitahukan bahwa anggota keluarga mereka ada di Rumah
Sakit Umum Daerah Tangerang.
Henry menceritakan, penangkapan tersebut bermula
ketika 19 orang pemuda dari Lampung itu akan merayakan ulang tahun salah satu
rekannya pada 1 Februari 2015, di sebuah tempat kos di Kota Tangerang.
Di
tengah acara tersebut, sekelompok anggota polisi datang sambil menodongkan
senjata api laras panjang ke arah mereka, dan lalu menggeledah rumah tanpa
menunjukkan surat penangkapan.
Lalu ke 19 pemuda ini disekap dan ditutup matanya.
Mereka kemudian digiring ke arah mobil polisi untuk diinterogasi. "Sebagai
wakil rakyat saya akan mengawal kasus ini sampai tuntas. Ini betul-betul
tindakan biadab dan melanggar peraturan," ujar Henry.
Hendry
mengaku akan menindaklanjuti laporan keluarga yang sudah dilayangkan ke Mapolda
Metro Jaya dan akan menanyakan tindakan Komisi Hak Asasi Manusia yang sudah
menerima laporan tersebut.(kompas/8/5/15)
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda