Ada yang bilang paha para wanita
ternyata lebih murah dari pada paha Ayam. Kalo paha ayam 7000-9000 rupiah.
Ternyata paha para wanita sekarang gratis. Mulai ngetrend-nya celana tipe
“hotpant” yang dahulu konon, sejarahnya hanya dipakai oleh para pelacur dan
memang tanda bahwa yang memakai celana tipe itu adalah para pelacur.
Entah tidak mengerti apa yang
menjadi tujuan atau keinginan wanita yang memamerkan pahanya. Kalian boleh
lihat tapi jangan disentuh. Buktinya kalau ada yang “nyolek” bakal marah besar
atau akan ada “tamparan” plus kata “kurang ajar”. Kalau sudah ada kasus
perkosaan atau pelecehan seksual, baru koar-koar:
“Dasar laki-laki buaya, ga’ bisa
kontrol nasfu”
“laki-laki kayak gitu mungkin ga’
pernah lihat cewek kali ya? Baru keluar dari pedalaman”
Padahal kasusnya hampir mirip
seperti paha ayam goreng dilihat sama kucing. Lapar atau tidak lapar, ya pasti
disikat.
Ingin menarik laki-laki dengan
cara seperti itu? Tentu yang tertarik hanya laki-laki yang hidung belang dan tidak
setia, kalau sudah jadi suami (misalnya), ya nanti ada “paha” lain ya, disikat
juga, atau minimal pandangan matanya yang mengkhianati. Mau dapat laki-laki
seperti tu?
Sungguh tepat sekali sindiran
dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam,beliaubersabda,
إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ
“Jika engkau tidak malu,
berbuatlah sekehendakmu.”[1]
Setan Menggoda Adam Dan
Hawa, akhirnya aurat mereka terbuka
Allah Melarang Nabi Adam dan Hawa
agar janga mendekat sebuah pohon saja.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَيَا آدَمُ اسْكُنْ أَنتَ وَزَوْجُكَ
الْجَنَّةَ فَكُلاَ مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلاَ تَقْرَبَا هَـذِهِ الشَّجَرَةَ
فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ
(Dan Allah berfirman): “Hai
Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu
berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua
mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang
zalim.” (Qs.
Al-A’raaf : 19)
Akan tetapi Iblis menipu dna
menggoda Adam dan hawa
Allah Ta’ala berfirman,
يَا بَنِي آدَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمُ
الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا
لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَاتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ
مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ …
“Wahai anak Adam, janganlah
sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan, sebagaimana ia telah mengeluarkan
kedua ibu-bapakmu dari surga; ia
menanggalkan pakaiannya dari keduanya untuk memperlihatkan–kepada
keduanya–‘auratnya. Sesungguhnya,
iblis dan golongannya bisa melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa
melihat mereka.” (Qs.
Al-A’raf:27)
Ahli Tafsir Ibnu katsir rahimahullah berkata,
والتسبب في هتك عورته بعدما كانت مستورة عنه،
وما هذا إلا عن عداوة أكيدة
“Setan menyebabkan terbukanya
aurat mereka padahal sebelumnya tertutup, ini adalah karena permusuhan yang
nyata”[2]
Ath-Thabari rahimahullah berkata,
وَنَزَعَ عَنْهُمَا مَا كَانَ أَلْبَسهُمَا مِنْ
اللِّبَاس لِيُرِيَهُمَا سَوْآتهمَا بِكَشْفِ عَوْرَتهمَا وَإِظْهَارهَا
لِأَعْيُنِهِمَا بَعْد أَنْ كَانَتْ مُسْتَتِرَة
“Terlepaslah pakaian dari
mereka berdua , untuk memperlihatkan aurat keduanya padahal sebelumnya
tertutup.”[3]
Sumpah Iblis menyesatkan
manusia
Memang Iblis telah bersumpah,
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ
أَجْمَعِينَ
“Iblis menjawab: “Demi kekuasaan
Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,”” (Qs. Shaad : 82)
Sumpah tersebut
tati-matianernyata benar.Iblis berusaha menggoda manusia agar aurat mereka
terbuka.
Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا
قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ
وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ
الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا
وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Ada dua golongan dari
penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki
cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang
berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok,
kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan
masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama
perjalanan sekian dan sekian.”[4]
Demikian semoga bermanfaat
@Pogung Dalangan,
Yogyakarta Tercinta
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
[1] HR. Bukhari no. 5769
[2] Tafsir Ibnu Katsir 3/402,
Darut Thayyibah, 1420 H, syamilah
[3] Jami’ Bayan li Ta’wil Quran
12/373, Muassassah Risalah, 1420 H, syamilah
[4] HR. Muslim no. 2128
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda