Saya
bukan ahli fashion, bukan juga seorang fashionista.. Saya bukan
pengamat mode apalagi korban mode. Dalam keseharian saya berpakaian
sederhana saja. Yang penting bersih, rapi, nyaman, dan enak dipandang.
Saya rasa teman-temanpun banyak yang seperti itu. Meskipun begitu, bukan
berarti kita tidak menaruh perhatian pada dunia mode, bukan ?
Bukan karena sekarang umat Islam sedang
menjalani ibadah puasa maka saya menulis ini. Saya hanya ingin
menyuarakan kegundahan hati saya, melihat maraknya penggunaan pakaian
yang sudah sangat melenceng jauh dari salah satu fungsi sejati sebuah
pakaian, yakni melindungi kesehatan.
Bagi kita yang memiliki anak-anak
remaja, masalah mode pakaian yang digunakan anak-anak menjadi masalah
yang penting. Mau tidak mau kita harus tahu trend mode yang berkembang
saat ini, karena kebanyakan anak remaja kita senang mengikuti mode,
meski dengan level yang berbeda-beda. Mengapa kita harus concern dengan
trend mode, karena hal tersebut berkaitan dengan gaya hidup, dengan
kepantasan, dengan moral, dan ini yang tak kalah penting : dengan kesehatan anak-anak kita.
-
ourvoice.or.id |
Hipster Jeans, si celana melorot
Ini tentang celana (panjang) berbahan
jeans model Hipster. Sejak beberapa tahun yang lalu celana model ini
sangat booming. Nyaris semua orang memakainya, tak peduli umur, tak
peduli pantas ataukah tidak. Bukan hanya orang yang tinggal di kota
besar yang memakai celana model melorot ini, anak-anak remaja penghuni
perkampungan di kaki bukitpun, tak mau kalah memakainya.
Setelah bertahan kurang lebih 10 tahun
sejak booming pertama kali di awal - awal tahun 2000 an (cmiiw) , celana
jenis ini masih saja bertahan sampai hari ini. Tahun lalu saya sempat
merasa senang karena saat itu sempat muncul model celana jeans dengan
garis pinggang yang letaknya memang di pinggang (seperti celana jeans
model remaja tahun 80 - 90 an). Namun entah mengapa, model celana
sepinggang ini cepat sekali menguap, tiba-tiba sudah out of date tanpa
sempat mengalami booming. Dan anak-anak remajapun, tetap saja kembali
memakai jeans hipster si celana melorot.
Yang menarik dari dari celana hpster
adalah garis pinggangnya yang melorot sedemikian rupa sampai jauh
mencapai dasar pinggul, hanya berjarak tiga jari saja diatas garis
kemaluan. Benar-benar melorot dalam arti yang sesungguhnya. Tak hanya
melorot, pipa kaki celana inipun sangat ketat dan menyempit ke bawah
(model pensil). Ini artinya, anak-anak remaja yang memakai celana
hipster ini, selain harus menggunakan trik khusus untuk memakainya
(konon katanya, ada anak-anak yang harus membungkus kakinya dengan
kantong plastik agar kakinya bisa lolos dengan licin ke dalam kaki
celana. ck ck …), juga harus siap setiap saat membetulkan celananya yang
sedikit-sedkiti melorot, dan buat anak perempuan sebisa mungkin
dilarang kebelet pipis, mengingat sempitnya celana ini.
Celana yang kehilangan fungsinya
1. Fungsi kepantasan
Anak-anak remaja yang mengenakan celana
jeans hipster (model pensil), seringkali terlihat berantakan dan
canggung dalam bergerak, tidak lepas bebas sebagaimana seharusnya
seorang remaja. Dan ini akan diperparah lagi, manakala gadis remaja yang
mengenakan hipster ini masih juga memakai sepatu atau sandal bertumit
tinggi. Semakin canggung saja geraknnya.
Saking melorotnya, sebentar-sebentar
mereka harus menaikkan celananya ke posisi semula. Dan tentu kita semua
paham, bahwa dalam etika pergaulan, gerakan menaikkan celana, apalagi
yang terlampau sering, adalah gerakan yang kurang elok, kurang pantas
dilakukan di depan umum, terlebih jika terlampau sering diulang.
Masih tentang terlalu melorotnya celana
hingga ke batas bawah garis pinggul, kondisi ini akan menyebabkan
(maaf) celana dalam yang seharusnya tersembunyi, menjadi menyembul dan
terpapar dengan bebasnya ke luar.
Kerap kali kita melihat anak-anak remaja
perempuan yang menggunakan celana model ini, harus merelakan (entah
disengaja atau tidak), celana dalamnya terlihat, manakala dia harus
membungkuk, berjongkok, atau duduk diatas boncengan sepeda motor. Ini
jelas pemandangan yang tidak pantas tampak di keramaian.
Bapak-bapak saja, yang biasanya senang
dengan pemandangan perempuan yang bening-bening, kalau harus melihat
pemandangan seperti ini di tempat umum, kebanyakan akan merasa jengah
juga, dan memilih memalingkan wajah pura-pura tidak melihat.
Masih mending kalau celana dalamnya
bagus, masih baru, apalagi yang warnanya dibuat serasi dengan warna
hipster jeans yang dikenakannya, masih bisa dimaafkanlah. meskipun
begitu, anak-anak harus tahu, bahwa sesuai dengan namanya, celana dalam,
harus tetap berada di dalam. Tidak ditampakkan begitu saja. Ini tidak
ada hubungan dengan bulan puasa atau bukan, sekali lagi ini tentang
kepantasan dan kepatutan.
Tapi nyatanya banyak sekali remaja
perempuan atau remaja laki-laki yang tidak “aware” dengan kepantasan
itu, dan tidak peduli dengan area yang seharusnya menjadi privacy nya
itu.
Sembarangan saja mereka mengenakan
pakaian dalamnya. Celana dalam yang sudah usang dipakai juga. Terlihat
bolong di sana-sini, renda yang sudah keriting, jahitan yang dedel,
motif dan warna celana dalam super norak yang warnanya sudah luntur,
dsb, yang semuanya, jika nongol begitu saja dari tempat yang seharusnya,
sangat menyakitkan mata orang yang memandangnya.
Yang paling parah itu, kalau si gadis
merelakan tali G-Stringnya terlihat dengan bebas, saking melorotnya sang
hipster. Aihh, bisa batal nih puasanya bapak-bapak.
2. Fungsi kesehatan
Sudah banyak ahli kesehatan yang. mengeluhkan bahaya celana jeans hipster yang terlampau ketat ini.
Dr
Lisa Stern, seorang pakar keseharan dari USA mengungkapkan bahwa
sindrom yang ditimbulkan celana ketat model hipster sudah menjadi
semacam epidemi. Bagi perempuan yang sering mengenakan celana ini,
resiko yang paling sering timbul adalah gangguan kesehatan terhadap alat
reproduksi. Bisa berupa perubahan cairan vagina, iritasi kulit, hingga
radang rongga panggul. Dalam beberapa kasus, sindrom celana ketat
disertai dengan penyakit menular seksual seperti infeksi jamur, kram
menstruasi, serta gangguan pencernaan.
Sementara Dr Octaviano Bessa, masih dari USA mengungkapkan, penggunaan
celana yang terlalu ketat dapat menimbulkan motilitas usus. Hal ini
menyebabkan seseorang merasa tidak nyaman dan sakit pada bagian perutnya
dua atau tiga jam setelah makan. Namun jarang ada orang yang menyadari
bahwa gangguan tersebut disebabkan pemakaian celana yang sempit . Celana
ketat juga menyebabkan gangguan pada syaraf yang disebut gangguan meralgia paresthetica.
Jika penggunaannya digabungkan dengan pemakaian sepatu model stiletto,
maka akan menyebabkan tekanan pada syaraf fermonalis, yang menyebabkan
rasa tertekan dan nyeri seperti terbakar di daerah kaki.
(healthdetik.com)
Busana mencerminkan peradaban
Saya
tidak sedang membicarakan fungsi pakaian dari sudut pandang Islam agama
saya. Karena dalam agama kami, tata cara berpakaian bagi laki-laki dan
perempuan sudah jelas aturannya. Disini saya berbicara sebagai seorang
pendidik dan seorang warga negara yang menaruh concern pada mode pakaian
yang berkaitan dengan pertumbuhan dan kesehatan anak-anak (remaja)
Indonesia. Lebih jauh lagi saya yakin, semua agama mengajarkan agar
penganutnya menggunakan pakaian sesuai dengan kepantasan, kesopanan, dan
tidak membahayakan kesehatan.
Anak-anak yang tumbuh di lingkungan
keluarga yang kondusif, yang mendapatkan kasih sayang dan didikan
memadai dari orang tuanya, tentu sudah terbiasa menggunakan pakaian
dengan sewajarnya. Artinya, meskipun mengikuti mode, pemilihan pakaian
pun tetap memperhatikan faktor kenyamanan, perlindungan, keindahan,
kepantasan, dan kesehatan.
Namun di luar sana, begitu banyak
anak-anak remaja yang sangat asal-asalan dalam memilih pakaiannya. Asal
modis, asal menuruti kata hatinya, tanpa mempedulikan apakah busana
yang dikenakan cocok dengan dirinya, dan apakah baik bagi kesehatannya
ataukah tidak. Mereka tidak menyadari bahaya yang sedang mengancam
dirinya, karena tak ada orang dewasa yang memberitahu mereka.
Tentu kita tidak dapat begitu saja
melarang anak-anak memakai jeans hipster yang ketat, karena masalah mode
adalah masalah selera. Tak bisa pula kita melarang para penggiat mode
dan pebisnis mode untuk terus memproduksi jenis jeans model ini, karena
itu juga hak mereka.
Yang bisa kita lakukan adalah mendidik
anak-anak remaja kita dengan sungguh-sungguh, memberi pemahaman yang
baik dan benar tentang mode busana yang baik dan tidak baik, yang pantas
dan yang tidak pantas bagi perkembangan fisik dan mental mereka.
Mungkin sudah saatnya meningkatkan frekuensi diskusi dan dialog dengan anak-anak remaja di lingkungan kita. Karena
bagaimanapun sudah seharusnya setiap orang dewasa berperan sebagai guru
dan teladan yang baik bagi anak-anak dan remaja di lingkungannya. Hal
ini sangat penting, karena busana yang dikenakan suatu bangsa
menunjukkan tingkat kemajuan peradaban dan akhlak suatu bangsa.
Nah teman-teman, selamat mendidik yaa .. :)
Salam sayang,
(Kompasiana - Anni - Penulis)
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda