WATAMPONE - Kapolsek Lappa Riaja Bone, Ajun
Komisaris Polisi (AKP) Andi Momang, membantah meminta sejumlah uang
kepada 11 terduga teroris.
"Informasi itu tidak benar, tim polsek hanya memantau aktivitas
mereka, bukan melakukan penyidikan ataupun penyelidikan. Kasus ini
diambil alih Polres Bone," kata Andi Momang, kepada Tribun Timur (Tribunnews.com Network), Rabu (25/12/2013).
Diberitakan sebelumnya, belasan warga di Kabupaten Bone, Sulawesi
Selatan mengaku dimintai uang oleh salah seorang oknum Kepala Kepolisian
Sektor, dengan iming-iming dihapus dari daftar terduga teroris.
"Kami harus bayar Rp 3 juta supaya nama kami dihapus dari daftar
terduga teroris," ungkap Syamsul Alam, salah satu warga itu, Rabu
(25/12/2013). Peristiwa ini menimpa 11 orang warga Desa Liliriawang,
Kecamatan Bengo.
Kejadian bermula dari penembakan terduga teroris Suardi (51) oleh
Detasemen khusus (Densus) 88 pada Kamis (17/10/2013). Sesudah tewasnya
Suardi, 11 warga yang dicurigai sebagai rekan Suardi diperiksa oleh
kepolisian terkait pengajian mereka.
Kesebelas warga itu adalah Syamsu Alam, Ilham, Jainuddin, Bachtiar,
Darwis, Emmang Labase, H Hasse, Habib, Firman, Aco, dan Masaile. Mereka
tak ditahan meski menjalani beberapa kali pemeriksaan di kepolisian.
Sementara pihak kepolisian yang dikonfirmasi terkait dengan pengakuan
warga ini mengaku belum mendapatkan laporan dan menyarankan agar warga
yang keberatan segera melaporkan hal ini ke Mapolres setempat.
"Belum ada laporan dan kalau memang ada yang merasa dirugikan silakan
melapor ke kantor pasti kami akan proses," kata Kepala Satuan Reserse
dan Kriminal Polres Bone, AKP Ali Tahir.[tribunnews]
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda