PEMILU 2014 - Tayangan Mata Najwa tadi malam, semakin meyakinkan saya bahwa
orang-orang baik yang tulus dan mau berjuang untuk negeri tanpa korupsi,
masih ada. Ada bupati Bantaeng, bupati Bojonegoro, dan Walikota
Bandung. Mungkin bisa ditambahkan bu Risma, walikota Surabaya.
Paling tidak, saya mencatat ada tiga tipe aleg dan birokrat. Hal ini penting, agar kita tidak menjadi sosok fanatik hingga kita buta saat ia salah atau khilaf. Pun kita tidak menjadi sosok yang antipati, hanya karena kita tidak suka atau tidak simpati.
Pertama; Aleg dan Birokrat jujur itu terlihat dari tindakannya bukan dari ucapannya.
Rata-rata aleg dan birokrat yang prestatif, adalah aleg dan birokrat yang lahir dari panggilan jiwa untuk mengabdi. Menjadi pejabat bukan angan-angan dan bukan pula gila hormat, apalagi sekedar cari nikmat. Mereka orang-orang yang sudah berada di puncak prestasi secara individu. Namun terpanggil untuk mengabdi dan menjadi eksekutor program-program pembangunan infrastruktur dan sosial yang selama ini banyak diselewengkan. Mereka rela "kehilangan" kenikmatan privasi, demi daerah dan masyarakat yang ia cintai. Maka tindakannya mencerminkan ketulusan. Ia blusukan bukan untuk pencitraan. Nyaris tanpa dalih dan dalil yang ia keluarkan.
Oleh karena itu, jika ada CAD yang bagi-bagi materi (uang dsb). Siapapun dia dan dari partai manapun, dipastikan ia akan menjadi cikal bakal ketidakjujuran. Walaupun jargonnya adalah "bersih, anti korupsi, katakan tidak pada korupsi, hingga jargon; rela mati asal tidak korupsi.
Kedua; Aleg dan Birokrat yang cintanya tulus nampak dari kepeduliaan dan perhatiannya bukan dari buih lisannya.
Kepedulian akan selalu dihadirkan saat seseorang memiliki kelebihan, kendati ia bukan CAD atau birokrat sekalipun. Ternyata orang-orang yang sukses dan selamat menjadi Aleg dan birokrat adalah mereka yang sejak awal selalu terdepan dalam hal; peduli dan perhatian. Tentu peduli dan perhatian bukan dari sumbangan orang lain. Namun berasal dari kocek dan tabungan pribadi. Jika tidak memiliki, minimal ia mau mengadvokasi dan menjadi pipa saluran kepedulian orang lain untuk warganya.
Omong kosong saat mulutnya bicara; "I love you!" Tapi ia sama sekali tidak peduli. Malah saat terpilih jadi Aleg atau birokrat, ia malah memperbanyak akses bisnis. Ridwan Kamil patut dijadikan contoh. Kendati ia memiliki 3 kantor perusahaan. Ia melarang perusahaannya untuk berbisnis di Bandung. Padahal sebagai kota yang amburadul, Bandung sangat "basah" dengan proyek-proyek infrastruktur dan desain. Demikian halnya dengan bupati Bantaeng. Ia malah "nombok". Hal yang sedikit disadari oleh para Aleg dan Birokrat kebanyakan.
Ketiga; Aleg dan Birokrat yang amanah, akan nampak dari prasasti prestasinya, bukan dari air liur jargon kampanyenya.
Walkot Bandung, Bupati Bantaeng, Bupati Bojonegoro sepenuhnya sadar. Menjadi bupati/walkot hanya 5 tahun. Namun ekspektasi rakyat terhadap hadirnya pemimpin yang bersih-peduli-profesional sudah ada di ubun-ubun. Rakyat tak lagi peduli dari partai mana, suku apa, atau putra daerah atau bukan. Rakyat hanya peduli, siapa yang bisa meningkatkan taraf hidup dan derajat mereka! Titik jebret!
Maka Aleg dan Birokrat yang amanah, ia akan berpikir; pembangunan apa yang akan menjadi prestasi dan prasasti setelah ia tidak menjabat? Sejelek-jelek Pak Harto, rakyat merasakan; pembangunan itu nyata dan terasa. Rakyat tak peduli Pak Harto dan Keluarga Cendana korupsinya menggurita. Namun saat jalan mulus, harga-harga murah, irigasi lancar, jembatan kokoh, rakyat kembali merindu sosok Pak Harto!
Maka pilihan para CAD dan calon birokrat adalah, apakah siap menjadi teladan atau menjadi pemimpin telatan? Siap jadi tuntunan atau menjadi tontonan? Maka mari pilih CAD yang anda dan saya kenal! Supaya mudah mengingatkan di kala salah. Pun menggugah di kala ia lengah! Mari menjadi pemilih yang bertanggungjawab! Jangan sampai Golput, lalu kita meminta-minta jatah! Wal-'iyaadzu Billah !.
By: Nandang Burhanudin
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda