Jakarta - Selain merupakan pembeli asing terbanyak, orang Indonesia juga dikenal lebih suka membeli properti di Singapura dan Malaysia, dengan cara kontan.
Bahkan, menurut Vice President Pacific Star Development Pte Ltd, Patrick Mah, pembeli properti, khususnya hunian vertikal asal Indonesia yang memilih opsi pembiayaan secara tunai mencapai lima puluh persen.
"Separuh lagi sisanya dilakukan dengan cara memanfaatkan kredit kepemilikan apartemen dengan suku bunga rendah," ujar Patrick perihal fenomena meningkatnya jumlah pembeli properti Singapura dan Malaysia asal Indonesia, kepada Kompas.com, Rabu (27/8/2014).
Orang-orang kaya Indonesia ini, kata Patrick, merupakan pebisnis atau profesional yang berusaha dan bekerja di Singapura. Mereka memiliki penghasilan tinggi dan karir yang mapan sehingga membutuhkan hunian representatif yang dapat mengakomodasi kebutuhan hidupnya.
Padahal, imbuh Patrick, harga apartemen di kedua negara tersebut tak bisa dibilang murah yakni lebih dari Rp 50 juta per meter persegi, atau sekitar Rp 7 miliar per unit. Bahkan, unit-unit apartemen Putri Cove Residences yang mereka kembangkan dibanderol sekitar Rp 65 juta per meter persegi.
"Orang Indonesia mengokupasi sebanyak 8 persen atau 40 unit dari total 510 unit apartemen Putri Cove Residence yang terjual," jelas Patrick.
Putri Cove Residence sendiri merupakan pengembangan multifungsi di kawasan Putri Harbour, Nusajaya, Johor Bahru, Malaysia. Pengembangan terdiri atas apartemen dua menara sebanyak 658 unit, hotel bintang lima Pan Pacific dengan 340 kamar, lifestyle retail, dan small office home office (SOHO).
Sementara itu, Far East Organization yang juga membidik pasar Indonesia, menuai hasil serupa. Unit-unit townhouse (rumah tapak) yang mereka tawarkan, sangat diminati orang kaya Indonesia.
Fakta tersebut diungkapkan Chief Operating Officer Far East Organization, Shaw Lay See. "Kami mulai menjual townhouse sejak dua tahun lalu. Sebanyak 60 persen sudah terjual. Pembeli terbanyak berasal dari Indonesia. Diikuti Tiongkok, Myanmar, dan Vietnam," ujarnya.
5 persen
Khusus di pasar properti Malaysia, jumlah pembeli asing asal Indonesia terus meningkat dengan pertumbuhan 5 persen per tahun atau 40 persen sejak tahun 2006 hingga awal 2014. Konsumen Indonesia membeli properti di Kuala Lumpur, Penang, dan Johor, terutama kawasan Puteri Harbour.
Pertumbuhan jumlah pembeli asal Indonesia itu dimungkinkan karena harga properti di Singapura sudah sangat tinggi atau empat kali lipat lebih mahal dibanding harga properti Malaysia. Sementara itu, harga rerata properti di Malaysia masih terhitung kompetitif, yakni mencapai rerata 300.000 ringgit Malaysia atau ekuivalen dengan Rp 1,1 miliar per unit.
"Peningkatan jumlah orang Indonesia yang membeli properti di Malaysia menjadikannya sebagai kelompok pembeli terbesar ketiga setelah Singapura, dan Tiongkok," ujar Chief Operating Officer and President Pacific Star Holdings Pte Ltd., Glen Chan, kepada Kompas.com, Jumat (27/6/2014).
Tak mengherankan bila Pacific Star percaya diri dapat mendulang penjualan di Indonesia sebanyak 70 persen dari total kuota 100 unit apartemen Putri Cove Residence yang akan diluncurkan secara resmi pada 30 Agustus mendatang di Jakarta. Kompas
Berita terkait :
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda