Breaking News
Loading...
Jumat, 10 Mei 2013

Info Post
Lho.. kenapa Eyang Subur?

Awalnya ia adalah orang biasa lalu entah bagaimana ceritanya ia mulai dikenal sebagai seorang ‘Pintar’ yang banyak dijadikan rujukan oleh sebagian kalangan artis untuk jaminan mutu kesuksesan karirnya.


Nama Eyang Subur mulai dikenal ketika seorang Adi Bing Slamet yang notabene adalah (mantan) muridnya mulai berkoar dan bicara tentang kesesatan dan keanehan pada gurunya tersebut. Tentu saja Adi menyampaikan hal tersebut tidak serta merta dalam artian ada proses dimana ia dan beberapa orang lainnya (termasuk Arya Wiguna ‘Demi Tuhaaan’) telah mengalami asam garam dan pahit manis bersama gurunya tersebut.

Namun, karena desakan nurani (terlepas dari motivasi lainnya) yang membuat mereka terpaksa membeberkan aib dari gurunya tersebut. Semua itu terjadi lantaran akumulasi atas sikap Eyang Subur yang dianggap semena-mena dan nyeleneh oleh Adi cs. Mulai dari praktik-praktik ibadah yang aneh dan cenderung melarang dirinya untuk beribadah, tidak hafal surat Al Fatihah hingga gemar memperistri istri orang dan mungkin masih ada yang lainnya.

Semua terjadi karena juga adanya akumulasi ‘KEBENCIAN’ yang sudah demikian sangat besar yang dirasakan oleh Adi cs. Awalnya ia memang masih takut dan ragu membeberkan aib sang guru. Terbukti dengan masih banyaknya dukungan terhadap Eyang Subur dari para artis ‘Binaannya’ belum lagi paranormal lain yang seprofesi dengannya saat awal-awal ia mulai berbicara kepada media. Karena mereka yang mendukungnya memang memiliki kepentingan sendiri terhadap Eyang Subur.

Seiring berjalannya waktu, perjuangan Adi cs tidak sia-sia (setidaknya untuk saat ini), segala cara ia tempuh untuk menunjukkan kepada khalayak akan kesesatan Eyang. Perlahan dukungan dan simpati mulai berdatangan, bahkan dari paranormal sekelas Joko tidak Bodopun yang mulanya berpihak kepada Eyang kini malah berbalik mendukung Adi, terlepas apa motivasinya.

Trus apa hubungannya dengan KPK?

Seperti kata Fahri Hamzah dalam twitnya, bahwa kezaliman itu akan ada puncaknya. Termasuk kezaliman yang saat ini tengah dipertontonkan oleh KPK dalam kasus LHI. Kita semua (insya Allah) akan melihat sampai dimana puncak dari kesewenangan yang sedang dilakonkan oleh KPK. Targetnya sudah jelas dan kasat mata, bukan lagi LHI tapi sudah kepada PKS sebagai sebuah institusi politik yang akan bertarung tak lama lagi dalam kancah Pemilu 2014.

Pada masanya akan ada orang-orang yang berani untuk membeberkan sepak terjang KPK terutama terhadap ‘aksi-aksi’ Jubirnya yang selalu tendensius dalam membuat pernyataan terkait kasus LHI. Mulai dari pernyataan tentang adanya bukti rekaman suap antara LHI dan AF yang belakangan dibantah sendiri oleh Ketuanya. Hingga pernyataan-pernyataan terkait artis dan model seksi yang berada dalam lingkar AF yang selalu dikaitkannya dengan PKS. Yang lucu adalah ketika Ayu Azhari menyatakan bahwa uang yang diterimanya bukan terkait kegiatan PKS, lalu sang Jubir yang tak Berbudi kepada pers menyatakan bahwa uang tersebut berasal dari AF terkait kegiatan PKS. Sehingga memaksa Ayu Azhari untuk mengembalikan uang tersebut yang sebenarnya tak ada hubungannya sama sekali dengan PKS.

Sampai kapankah KPK akan seperti ini? Apakah harus menunggu seperti Eyang Subur yang telah Allah bukakan aib-aibnya secara terbuka melalui seorang Adi Bing Slamet. Seperti kata Adi bahwa ketika ia dulu masih manut dengan gurunya tersebut, Eyang Subur pernah meramalkan bahwa suatu saat nanti sang Eyang akan menjadi terkenal ke seluruh Indonesia dan menjadi bahan pembicaraan. Dan ternyata ramalannya tersebut benar-benar terjadi. Saat ini Eyang telah menjadi buah bibir di masyarakat, hanya saja dalam konotasi negative dan sebagai seorang PESAKITAN.

Semoga (orang-orang dalam) KPK bisa membaca ayat-ayat kauniyah yang terjadi di sekitarnya. Bahwa sebuah kebobrokan pada masanya akan terkuak, bagaimanapun caranya. Mungkin saat ini masih banyak suara-suara bisu yang menentang kesewenangan dan rekayasa kasus oleh KPK, karena masih mencari momen yang tepat untuk membukanya mengingat masih banyak yang mendukung KPK tanpa reserve bak malaikat tanpa cela dan kesalahan. Dan percayalah, pada masanya orang-orang ini (yang mendukung) akan berbalik mencecar KPK (terlepas dari apa pula motivasi mereka) ketika dia sudah tak lagi memiliki gigi untuk menancapkan taring anti korupsinya di bumi Indonesia yang kita cintai ini. Semoga KPK bisa mengoreksi langkahnya dan tak menjadi Eyang Subur berikutnya.

 

source

0 komentar:

Posting Komentar

PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda