Bagi Anda penikmat gorengan
mesti lebih teliti untuk menikmati cemilan berbahan dasar terigu ini. Sebab,
beberapa penjual masih ada menggunakan beragam cara agar dagangannya cepat
laris. Tak jarang, penjual gorengan nakal itu masih ada yang memakai bahan
berbahaya untuk campurannya.
Seorang penjual gorengan
berinisial AM, yang ditemui merdeka.com, Kamis (14/5) kemarin, membuat sebuah
pengakuan mengejutkan. Dia tak menampik mengenai kabar banyaknya penjual
gorengan yang mengolah dagangannya dengan minyak dicampur plastik.
AM pun mengaku menjual gorengan
dengan bahan campuran plastik. Dengan campuran plastik olahannya tersebut
terasa lebih garing dan renyah, sehingga cukup laris.
"Kalau pakai plastik,
jadinya kriuk-kriuk dan lebih enak," kata AM, yang mengaku biasa menjual
dagangannya di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur ini.
Seorang ahli kimia dari
Universitas Padjajaran, Bandung, Nurdiani Fadylla mengatakan, gorengan yang
diolah dengan plastik dan minyak sangatlah berbahaya bagi tubuh. Menurut dia,
antara saat plastik di masukan ke dalam minyak panas di penggorengan sebenarnya
kedua senyawa itu tidak larut menjadi senyawa yang baru, bahkan cenderung
terpisah.
"Plastik itu mengandung
polimer dan banyak macamnya. Contohnya PVC atau polyvinil klorida, ada juga
etilen dan polietilen," ungkap Nurdiani saat dihubungi oleh merdeka.com.
Nurdiani mengatakan, plastik
yang sering digunakan tukang gorengan nakal itu sangat rentan terhadap panas.
Pada suhu di bawah 100 derajat celcius, sudah dapat dipastikan plastik akan
mengalami kerusakan. Sedangkan minyak panas di dalam penggorengan menghasilkan
suhu yang mencapai 300 derajat celcius.
"Karena tingkat
kepolarannya berbeda, minyak dan plastik tidak larut, tapi meleleh. Kepolaran
plastik yang lebih kecil mengakibatkan ia akan menempel pada gorengan.
Hasilnya, gorengan itu jadi ada kandungan plastiknya, makanya jadi lebih renyah
dan cantik," ungkap Nurdiani.
Jika didiamkan cukup lama, kata
dia, gorengan yang diolah menggunakan minyak dicampur plastik akan terlihat
banyak bercak putih. "Itulah, plastik juga akan cepat menjadi zat padat
lagi, bercak putih itu adalah plastik yang sudah membeku karena suhunya yang
merendah," lanjutnya.
Ketika ditanya mengenai
bahayanya plastik yang masuk ke dalam tubuh manusia, Nurdiani mengungkapkan
bahwa adanya zat asam (Ph=2) sebenarnya mampu melarutkan zat apapun di dalam
lambung. Namun, dengan materi plastik yang masuk ke dalam tubuh itu justru akan
mengganggu pencernaan tubuh.
Sebab, lanjut dia, senyawa
plastik yang sangat reaktif dapat langsung bereaksi dengan banyak jenis zat
termasuk dengan protein atau bahan lain yang mengandung elektrofil atau bersifat
parsial positif.
"Jadi pasti mengganggu
metabolisme tubuh, atau bahkan menghasilkan radikal bebas yang bisa memicu sel
kanker," kata dia.
Menurut Nurdiani, ada cara yang
dapat membedakan gorengan dengan berbahan dasar plastik dan minyak. Salah satu
gorengan berbahan dasar plastik dan minyak itu dapat dilakukan dengan cara dibakar.
"Jadi, jika dibakar,
plastik akan bereaksi dengan oksigen. Kalaupun itu terjadi, gorengan mungkin
hanya akan meleleh seperti plastik pada umumnya," ujar Nurdiani.
Untuk menekan penjual gorengan
nakal itu, Nurdiani melihat peran Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)
sangatlah penting. BPOM diminta lebih peka terhadap para pedagang nakal tak terkecuali
gorengan.
Sayangnya, BPOM berdalih bahwa
urusan gorengan pinggir jalan ini bukan menjadi urusan mereka. "Untuk
gorengan yang diolah dengan plastik, itu bukan kewenangan BPOM. Karena BPOM
mengawasi makanan olahan yg dikemas, bukan yang siap saji," kata salah
satu staff humas BPOM, Nelly saat dihubungi merdeka.com.
Baca juga:
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda