Propaganda “pacaran
sehat” dalam buku Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang
ditujukan pelajar SMA Muslim, kini berlanjut dengan terbitnya sebuah buku
berjudul “Pacaran Nggak Ya?” karya Liberalis Edi Akhiles. Buku ini
digadang-gadang sebagai buku tandingan dari buku karya Ustad Felix Siauw yang
berjudul “Udah Putusin Aja”. Parahnya, buku tersebut dibagikan secara gratis
oleh JIL di SMA se-Jabodetabek, seperti laporan seorang aktivis dakwah,
dilansir dari Arrahmah, Sabtu (22/12/2014).
CEO Divapress Edi
Akhiles bahkan menyatakn dalam blog pribadinya Mei (7/5) lalu. (Sangat
disarankan untuk membaca secara lengkap isi postingan dalam link tersebut,
untuk dapat menilai sendiri betapa ‘nyeleneh’ pemikirannya). Pemikirannya yang begitu melenceng ini
hendak ia dan JIL tularkan pada pemuda Muslim se-Jabodetabek melalui buku yang
dibagikan secara GRATIS tersebut.
Berikut paragraf awal
yang menyandingkan dua kutipan dari penulis buku ini:
“Tidak diragukan lagi bahwa pacaran dalam segala bentuknnya
adalah pintu menuju kemaksiatan. Karenanya, ia haram! Jika kau mencintai
seseorang, datangi walinya, lamar, nikahin.” (Felix Y.
Siauw)
Penting untuk memahami epistemologi (definisi dan cakupan)
istilah apa pun, termasuk pacaran dan ta’aruf, sebab ini akan mempengaruhi
kesimpulan akhirnya. Ketidakutuhan memahami epistemologi akan melahirkan
kesimpulan hukum (fiqh) yang kurang detail dan obyektif, sehingga berisiko
gebyah-uyah. Pacaran pada sebagian bentuknya itu haram, tapi pada sebagian
bentuk lainnya itu halal.” (Edi Akhiles)
Tak sampai di situ, ia
terkesan menunjukkan rasa prihatin terhadap pemuda-pemudi yang shalih-shalihat,
tapi di cap buruk karena pacaran.
“Saya memiliki banyak
kawan nyata, yang saya tahu mereka termasuk muslim baik-baik, rajin shalat
pula, yang tengah menjalin hubungan pacaran dengan serius. Saya prihatin dengan
kenyataan ini. Satu sisi, saya tahu mereka adalah orang-orang muslim yang taat
beribadah. Namun, di sisi lain, jika mengikuti buku Felix dan Rahman, mereka
ter-judge melenceng dari ajaran Islam karena berpacaran.”
Keprihatinan tak
berdasar ini secara tak langsung, memberi lampu hijau pada generasi muslim
untuk menghalalkan pacaran. Biar pacaran asal ibadahnya bagus, begitulah kira-kira doktrin yang hendak
disampaikan. Apalagi, media seperti buku cukup efektif menyasar generasi muda,
karena kali ini JIL menggunakan bahasa yang halus dan anak muda
banget dalam menyuarakan
misinya.
Dengan demikian, himbauan kepada seluruh aktivis dakwah,
guru-guru, orangtua muslim untuk lebih berhati-hati dan meningkatkan
kewaspadaannya dengan propaganda semacam ini. Dukungan dari seluruh umat Islam
untuk menyuarakan dan mengantisipasi pelegalan segala bentuk perzinaan berkedok
pacaran sepaeti ini harus terus digiatkan. (Fimadani)
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda