By: Nandang BUrhanudin
Ragam peristiwa Timur Tengah saat ini, memerlukan kecerdasan
nalar dalam menganalisa. Karena fakta dunia politik adalah: tidak ada lawan dan
kawan abadi, yang abadi hanya kepentingan. Jangan terlalu alergi dengan
kepentingan. Jika kepentingan berupa maslahat bagi umat dan agama, tidak haram
untuk diambil. Namun jika maslahat hanya sekedar muslihat, tentu inilah politik
ala Machiavelli yang diharamkan.
Bayangkan, dunia di era AS berjaya, dibuat kalang kabut seperti
ini:
1. AS meminta Saudi untuk tidak mengurangi produksi minyak.
Padahal biasanya, saat harga minyak jatuh, Saudi bersama OPEC akan menurunkan
produksi minyak. Namun sesuai permintaan AS, Saudi menegaskan, "Kami tidak
akan menurunkan produksi minyak walau harga minyak mencapai 20 Dollar
sekalipun."
Lalu apa targetnya? Ternyata AS menjadikan kemerosotan harga
minyak untuk menaklukkan Russia yang makin jumawa dengan harga gas dan minyak
mencapai harga 100 US perbarell.
Lalu mengapa Saudi menerima tekanan AS? Saudi berharap beberapa
hal:
1. Dengan merosotnya harga minyak, Saudi dapat menekan Iran.
2. Saudi meminta AS agar menekan Qatar yang hingga 2 tahun kudeta di MEsir,
masih tetap menjadi corong perlawanan. Pertemuan utusan Emir Qatar dengan Sisi
yang difasilitasi Kepala Kantor Kerajaan Saudi, berlangsung hangat. Hasilnya:
Al-Jazeera Live Mesir ditutup alias tidak siaran lagi.
Saat Qatar ditekan AS untuk memperbaiki hubungan dengan Mesir,
Qatar menyanggupinya. Namun Qatar meminta AS agar memainkan peran penghubung
antara Qatar dengan Sisi. Qatar meminta beberapa hal:
1. 6 Wartawan Aljazeera dibebaskan.
2. Membuka kran komunikasi dengan Ikhwanul Muslimin.
Apakah yang terjadi selanjutnya? Diprediksi Qatar akan meminta
Erdogan untuk "tidak terlalu kaku" bersikap terhadap As-Sisi. Apakah
Erdogan akan menekan Ikhwanul Muslimin? Kita lihat babak-babak selanjutnya.
Berpolitik
tidak hitam putih. Silahkan anda COPAS dalil-dalil atau dogma-dogma dari kitab
suci. Namun pada faktanya saat ini, dunia tak peduli norma dan dalil agama.
Dunia hanya butuh sumbangsih nyata! Sekecil apapun itu! Jadi berpolitik itu
ternyata, adu strategi bukan bualan mimpi.
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda