Breaking News
Loading...
Kamis, 25 Desember 2014

Info Post

By: Nandang BUrhanudin 

Ragam peristiwa Timur Tengah saat ini, memerlukan kecerdasan nalar dalam menganalisa. Karena fakta dunia politik adalah: tidak ada lawan dan kawan abadi, yang abadi hanya kepentingan. Jangan terlalu alergi dengan kepentingan. Jika kepentingan berupa maslahat bagi umat dan agama, tidak haram untuk diambil. Namun jika maslahat hanya sekedar muslihat, tentu inilah politik ala Machiavelli yang diharamkan.
Bayangkan, dunia di era AS berjaya, dibuat kalang kabut seperti ini:

1. AS meminta Saudi untuk tidak mengurangi produksi minyak. Padahal biasanya, saat harga minyak jatuh, Saudi bersama OPEC akan menurunkan produksi minyak. Namun sesuai permintaan AS, Saudi menegaskan, "Kami tidak akan menurunkan produksi minyak walau harga minyak mencapai 20 Dollar sekalipun."

Lalu apa targetnya? Ternyata AS menjadikan kemerosotan harga minyak untuk menaklukkan Russia yang makin jumawa dengan harga gas dan minyak mencapai harga 100 US perbarell.

Lalu mengapa Saudi menerima tekanan AS? Saudi berharap beberapa hal:
1. Dengan merosotnya harga minyak, Saudi dapat menekan Iran. 


2. Saudi meminta AS agar menekan Qatar yang hingga 2 tahun kudeta di MEsir, masih tetap menjadi corong perlawanan. Pertemuan utusan Emir Qatar dengan Sisi yang difasilitasi Kepala Kantor Kerajaan Saudi, berlangsung hangat. Hasilnya: Al-Jazeera Live Mesir ditutup alias tidak siaran lagi.


Saat Qatar ditekan AS untuk memperbaiki hubungan dengan Mesir, Qatar menyanggupinya. Namun Qatar meminta AS agar memainkan peran penghubung antara Qatar dengan Sisi. Qatar meminta beberapa hal:
1. 6 Wartawan Aljazeera dibebaskan. 


2. Membuka kran komunikasi dengan Ikhwanul Muslimin.


Apakah yang terjadi selanjutnya? Diprediksi Qatar akan meminta Erdogan untuk "tidak terlalu kaku" bersikap terhadap As-Sisi. Apakah Erdogan akan menekan Ikhwanul Muslimin? Kita lihat babak-babak selanjutnya.

Berpolitik tidak hitam putih. Silahkan anda COPAS dalil-dalil atau dogma-dogma dari kitab suci. Namun pada faktanya saat ini, dunia tak peduli norma dan dalil agama. Dunia hanya butuh sumbangsih nyata! Sekecil apapun itu! Jadi berpolitik itu ternyata, adu strategi bukan bualan mimpi.
---
Komentar anda

0 komentar:

Posting Komentar

PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda