JAKARTA — Politisi PDI-Perjuangan, Effendi Simbolon,
mengkritik kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo. Menurut Effendi,
pemerintahan Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla yang berjalan hampir 100 hari ini
banyak meninggalkan celah untuk impeachment atau pemakzulan.
"Siapa pun yang punya peluang menjatuhkan Jokowi, saatnya
sekarang, karena begitu banyak celahnya dan mudah-mudahan dua-duanya yang
jatuh," kata Effendi dalam diskusi evaluasi 100 hari pemerintahan
Jokowi-Kalla di Jakarta, Senin (26/1/2015).
Effendi menilai, roda pemerintahan yang dijalankan Jokowi tanpa sistem yang jelas. Kebijakan yang diambil pun, menurut Effendi, hanya bentuk reaksi atas peristiwa yang terjadi. Effendi juga menilai Jokowi salah memilih para pembantunya."Antara nakhoda dengan navigator, kru, enggak saling kenal. Bayangkan, ada yang umurnya segitu harusnya sudah istirahat, ada yang anak muda, ini kenyataan yang harus diterima. Prerogatif Presiden memilih pembantunya, saya sendiri awal Jokowi dilantik, saya protes," kata dia.
Ia mencontohkan sikap Jokowi dalam menengahi ketegangan antara
KPK dan kepolisian setelah kepolisian menetapkan Wakil Ketua KPK Bambang
Widjojanto sebagai tersangka. Menurut Effendi, pidato-pidato Jokowi terkait
polemik ini tidak tegas.
"Muncul Presiden bicara dua tiga menit, tapi tidak tahu
ngomong apa, 'Ya kamu baik-baik ya, jangan gesekan, wes bareng kerja' loh kok
gitu? Sementara di bawah ini tinggal tawur aja kita," ucap Effendi.
Anggota DPR ini mengibaratkan pemerintahan Jokowi sekarang
seperti pesawat terbang yang mengalami turbulensi. Menurut Effendi, masih ada
potensi turbulensi kedua yang sebentar lagi akan dialami pemerintahan
Jokowi-Kalla. Ia menyebut pembahasan rancangan APBN-P 2015 yang berlangsung di
DPR. Pemerintahan Jokowi-Kalla, lanjut dia, akan kembali mengalami turbulensi
jika DPR menolak RAPBN-P yang diajukan pemerintah.
"Kalau
itu disahkan, maka APBN yang digunakan itu yang 2015. Kalau itu yang digunakan,
game over pemerintahan. Preventifnya enggak ada karena program Jokowi sudah
adhead semua, anggarannya kan tidak otomatis," ujar dia. (kompas.com/tribunnews)
---
Komentar anda
0 komentar:
Posting Komentar
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda