Ketika Si Miskin Tak Terjamah Pemerintah

Hampir setiap hari kita disibukkan dan diperlihatkan oleh berita-berita yang beragam, mulai dari korupsi kelas 'kakap' yang susah terungkap, hingga pencuri kecil yang terhukum berat. Mungkin semua itu bermuara pada satu hal, uang. Itulah akar permasalahan dari kasus yang besar hingga ke yang kecil.

Tidak berkurangnya kebutuhan manusia terkadang dapat menghalalkan segala cara. Saling tuduh siapa yang salah, sementara tanpa ada perbaikan dari pihak-pihak yang berwenang melakukannya. Pemerintah sebagai aparatur negara beserta kompenennya harus bisa mengatasi atau setidaknya mengurangi permasalahan tersebut.

Tingginya jurang perbedaan antara si kaya dan si miskin, menjadikan ketimpangan sosial yang menjurus kepada kecemburuan. Sehingga ketika seorang yang miskin mendapat kesempatan mereka pun dapat menghalalkan segala cara untuk kebutuhannya.

Namun untuk menanggulangi permasalahan itu tidaklah terlalu sulit, jika saja satu kata kunci dapat dilaksanakan. Kata kunci tersebut menjadi pernyelesaian dari permasalahan yang ada, itulah adil. adil adalah dapat menempatkan segala sesuatunya dengan tepat dan benar.

Di antara lemahnya kinerja pemerintah melaksanakan sila ke 5, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Masih ada pihak-pihak yang mau membantu, kita sebagai masyarakat harus saling berbagi. Jika kebocoran-kebocoran anggaran yang tak perlu dan penting dapat dikurangi, maka yakinlah bahwa Indonesia bisa menjadi negara yang maju dan jauh dari kemiskinan.

Abaikan siapa yang salah siapa yang sedang bertengkar di meja persidangan danmeja legislatif, mari kita sebagai masyarakat senantiasa menyisihkan sebagaian harta kita untuk rakyat miskin. Dan membantu mereka dari rasa 'tidak disayang' oleh pemerintah. Source 

---

Komentar anda